Rangkuman ceramah dan ijazah di perhelatan akbar 1 Abad NU Sidoarjo, Hadir Syekh Fadhil Al-Jaelani dimana berdasarkan wasiat kakek beliau Syekh Abdul Qodir Jaelani, kita tau bersama Syekh Abdul Qodir Jaelani merupakan salah satu tokoh spiritual Muslim yang mempunyai pengaruh besar berasal dari Iran. Namanya pun dikenal oleh banyak masyarakat Indonesia, baik oleh masyarakat awam maupun di kalangan santri dan ulama. Beliau tumbuh besar di lingkungan keluarga yang sederhana.
Kakeknya yang bernama Abdullah Saumi merupakan seorang sufi, sehingga al-Jaelani muda banyak menghimpun ilmu dari sang kakek. Keseriusannya untuk menuntut ilmu mendorongnya untuk merantau ke Baghdad yang saat itu menjadi pusat peradaban dan pengetahuan Islam. Kala itu usianya baru menginjak 18 tahun. Beliau tercatat pernah belajar dari banyak ulama besar pada zamannya, di antaranya yaitu Ali bin Aqil al-Hambali, Abu Zakariya Yahya bin Ali at-Tibrisi, dan Muhammad bin Hasan al-Baqilani. Sedangkan salah seorang pembimbingnya dalam tasawuf adalah ad-Dabbas.
Adapun 5 (lima) ciri Mursyid Kamil :
1. Berakhlak dengan akhlak Rasulullah
2. Sungguh-sungguh dalam kejujuran sebagaimana sahabat Abu Bakar Ash-Shiddiq
3. Bersikap adil sebagaimana sahabat Umar bin Khatthab
4. Bersikap dermawan dan bijaksana sebagaimana sahabat Utsman bin Affan
5. Memiliki Ilmu dan keberanian sebagaimana sahabat Ali bin abi Thalib
Selanjutnya dalam kesempatan puncak acara peringatan 1 Abad NU di Sidoarjo Jawa Timur, Selasa 7 Februari 2023 wasiat Syekh Fadhil al-Jaelani untuk, Pertama semangat mencari ilmu, perangi kebodohan, jangan mati dalam kebodohan. Kedua, Hendaknya kita bersatu, karena perselisihan sesungguhnya adalah sumber kehancuran. Ketiga, Perhatikan nasib anak-anak yatim dan fakir miskin, arahan untuk berbagi harta secara adil dan tidak usah pilih-pilih.
Syekh Fadhil sangat menganjurkan dan mengutamakan kejujuran sebagaimana hal yang dilakukan Syekh Abdul Qodir al-Jaelani, karena kejujuran membawa ketenangan dan kebohongan serta kecurangan membawa kegelisahan. Ijazah khusus dan umum untuk semua yang hadir di GOR dan acara 1 Abad NU di Sidoarjo dihimbau kita cukup mengatakan “qobiltu/qobilnaa”.
Selanjutnya Syekh Fadhil al-Jaelani semua yang hadir ditalqin bacaan “Laa Ilaaha Illallah sebanyak 3x”, baca tahlil sebanyak-banyaknya, kemudian berdiri dan berpegangan tangan dan baca “Laa Ilaaha Illalllah ‘Adada fii ‘Ilmillaah, Laa Ilaaha Illah Anta Yaa Hayyu Yaa Qoyyuum, Anta al-Haady al-Haq Laisa al-Haadi Illaa Anta, Yaa Tawwaab Tub ‘Alainaa Waghfirlanaa Warhamnaa, Yaa Muta’aali Irham Haalii Yaa Mutajalli Irham Dzulli, Ya Robbighfir In Lam Taghfir Man Yaghfir, Ya Robb Undhur In lam Tandhur Man Yandhur, Yaa Rabb Irham In Lam Tarham Man Yarham, Yaa Huwa 2x Ya Man Huwa Haq Laa Ilaaha Illaa Huwa, Allah Hayyu, Allah Qoyyum.
Yang tidak sempat hadir di perhelatan 1 Abad NU, ada ijazah untuk umum yaitu setiap selesei sholat membaca kalimah Laa Ilaaha Illallah 100 x, kecuali ba’da maghrib 10 x. Setiap hari seyogyanya membaca sholawat 313 kali, yaitu sejumlah pasukan badar. Adapun sholawatnya ” Allahumma Sholliy Wasallim ‘Ala Sayyidina Muhammad. Wa “ala ali sayyidina Muhammad.
Wasiat terakhir sebelum do’a Syekh Fadhil al-Jaelani menyatakan “Siapa yang sholat tahajud 4 (empat) rokaat dan membaca sholawat basyairul-khoirot, jika seorang laki-laki maka istrinya nggak akan rewel dan marah-marah pada pasangan. Jika dibaca ibu-ibbu atau para wanita, maka suaminya tidak akan menikah lagi. Intinya siapa yang mengamalkan keluarganya akan damai, bahagia dan berkah. Aamiin
(Kontributor : Ny.Nurjazilah Nur Iskandar, Hj.Tuty Nurbaiti Siregar)
BY : A-Zhoem