Kongres NU ke-14 di Magelang juga belum membuahkan hasil yang dihasilkan organisasi perempuan NU. Maka pada Kongres XV NU di Surabaya yang diselenggarakan pada 9-15 Desember 1940 kaum Muslimat semakin banyak membanjiri Kota Buaya itu. Bahkan, masing-masing telah membawa surat mandat dari NU lokal.
Melihat gelagat itu, panitia muktamar akhirnya memberi izin kepada ibu-ibu untuk memimpin rapat umum. Selain persidangan kongres, para perempuan NU juga menyiapkan tempat untuk rapat yang tertutup dan terbatas.
Rapat Tertutup pada Selasa 10 Desember 1940 di Madrasah NU Bubutan Surabaya. Rapat dipimpin oleh Nyi R. Djuaesih yang menghasilkan keputusan penting untuk gerakan perempuan NU di masa depan. Keputusan yang dihasilkan antara lain pengesahan organisasi perempuan NU yaitu Nahdlatoel Oelama Muslimat atau NOM melalui Anggaran Dasar, tersusunnya Pengurus Besar NOM, daftar pendaftaran Madrasah Banat, publikasi majalah NOMB, dan lain-lain, seperti jalan-jalan keliling kota Surabaya.
Keputusan Rapat Tertutup yang dibacakan dihadiri oleh Kongres Komite Hoofd (HCC) atau panitia pengarah. Dari enam menyetujui itu, lima disetujui. Satu diantar tamasya keliling kota surabaya yang dilaksanakan pada hari Kamis, 12 Desember 1940 ditolak.
Dengan demikian Kongres NU di Surabaya memutuskan:
1. Pengesahan Nahdlatul Oelama Muslimat (NOM) oleh Kongres NU.
2. Pengesahan Anggaran Dasar NOM m Dibentuknya Pengurus Besar NOM. 3.Menetapkan daftar tingkat Madrasah Nahdlatoel Olema Muslimat (NOM) di Surabaya Tahun 1940.
Pengesahan Kongres tentang NOM juga menghasilkan susunan nama-nama yang masuk dalam jajaran Pengurus Besar NOM. Susunan PB NOM hasil Kongres Surabaya itu sebagai berikut
Nama: Nyi R. Hindun dari Surabaya
Wakil Ketua: Nyi R. Djueasih dari Bandung
Penulis I: Nn. Sudinem dari Surabaya
Penulis II: Ny. Hasanah dari Indramayu
Penulis III: Ny. Rufiah dari Surabaya
Bendahara I: Ny. Marfuah dari Cirebon
Bendahara II: Ny. Siti Salamah dari Tegal
Pembantu: Siti Maryam dari Surabaya, Siti Aisyah dari Jombang, Siti Ipah dari Bandung