muslimatnu.or.id. Merawat persatuan dan kerukunan beragama menjadi sangat penting di Indonesia yang serba majemuk ini. Merawat persatuan mempunyai makna proaktif dengan melakukan upaya serta menjaganya agar tetap lestari. Di Indonesia sendiri ada 1360 suku, 726 bahasa, 17.504 pulau, hingga beragamnya agama dan kepercayaan yang ada di Indonesia
K.H. Mustofa Bisri dalam sebuah diskusi menyebut mawa merendahkan keberagaman adalah menyalahi Islam sebagai agama Rahmatan Lil’alamin. Gus Mus sangat menganjurkan untuk menghargai persatuan. “Artinya Tuhan tidak menghendaki satu, keberagaman adalah salah satu keniscayaan, melawan ini, berarti melawan kehendak Tuhan,” tandasnya.
Keragaman tetap harus melahirkan persaudaraan antarumat manusia. NU merumuskan tiga jenis persaudaraan (ukhuwah), basyariyah-insaniyah, islamiyah, dan wathaniyah. Rais Aam PB Nahdlatul Ulama, KH Ahmad Shiddiq, yang pernah mengulas mengenai konsep ukhuwah(persaudaraan). Ukhuwah Islamiyah adalah persaudaraan umat Islam, lalu ukhuwah wathaniyah yaitu persaudaraan bangsa, dan ukhuwah basyariyah yang dikenal sebagai persaudaraan umat manusia, di mana ukhuwah basyariyah ini bisa juga disebut ukhuwah insaniyah.
Konsep ukhuwah Islamiyah, adalah seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain karena sama-sama memeluk agama Islam. Umat Islam di mana saja. Kemudian dalam konsep ukhuwah wathaniyah, adalah sikap merasa saling bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari bangsa yang satu, misalnya bangsa Indonesia.
Sedangkan konsep ukhuwah basyariyah, di mana seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari umat manusia yang satu di berbagai penjuru dunia. Dalam konteks ini, dasarnya adalah bahwa semua umat manusia sama-sama merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Hampir sama dengan ukhuwah wathaniyah, ukhuwah basyariyah juga tidak dibatasi oleh sekat-sekat primordial seperti agama, suku, ras, bahasa, jenis kelamin, dan sebagainya.