Menindaklanjuti GRRA (Gerakan Ramadan Ramah Anak) yang sudah dideklarasikan pada tanggal 5 Maret 2025 bersama 7 Kementerian yaitu KPPPA, Kemendikdasmen, Kementerian Agama, Kemenkomdigi, Kemenko PMK, dan KemendukBANGGA (BKKBN). Yayasan Perangkat resmi Muslimat NU, Yayasan Pendidikan Muslimat NU (YPMNU) Pusat juga menyelenggarakan kegiatan Pesantren Balita Ramadan yang diselenggarakan di Kantor PP Muslimat NU selama 10 hari, yang dimulai Senin tanggal 10 Ramadan 1446H./10 Maret 2025.
Kegiatan Pesantren Balita Ramadan ini sudah dilaksanakan rutin setiap Ramadan di dua lokasi yaitu di kanto PP Muslimat NU Pengadegan tepatnya Jl. Pengadegan Timur Raya No. 2 RT 01 RW 02 Pengadegan Kec. Pancoran, Jakarta Selatan dan di TK Muslimat NU Pondok Cabe dan sekitarnya. Kegiatan ini diinisiasi oleh Ibu Ketua Umum Dewan Pembina PP Muslimat NU yaitu Hj. Khofifah Indar Parawansa. Beliau berharap YPMNU dapat memanfaatkan momen ramadan untuk bisa membersamai anak-anak bisa mengajarkan nilai-nilai karakter yang sangat penting dalam kehidupan mereka. Pada usia dini, pendidikan karakter dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap ajaran Ahlul Sunnah Wal Jamaah Annahdliyah, menghargai tradisi, serta menanamkan sikap mandiri dan peduli terhadap lingkungan sekitar.
Kegiatan dibuka oleh Ibu ketua YPMNU Pusat Prof. Dr. Hj. Zahrotun Nihayah, M.Psi. Beliau menjelaskan 7 kebiasaan anak hebat yang diluncurkan oleh kementerian pendidikan sebagai dasar kebiasaan anak hebat untuk kebiasaan-kebiasaan yang akan menjadi karakter anak-anak hebat generasi masa depan menuju Indonesia Emas, yaitu membiasakan bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Diharapkan oleh ketua YPMNU Pusat kegiatan Pesantren Balita Ramadan ini bisa juga mengimplementasikan dari 7 (tuju) kebiasaan anak hebat tersebut.
Selanjutnya Ketua YPMNU Pusat juga mengingatkan kepada para orangtua peserta “Pesantren Balita Ramadan,kegaiatan ini dapat dilanjutkan dirumah dengan kegiatan 1 (satu) jam tanpa gawai yang bertujuan untuk menjadikan keluarga sebagai teladan dalam beribadah dan berperilaku, dengan menghadirkan peran aktif ayah dan ibu (orangtua) dalam kehidupan anak di rumah. Pesantren Balita Ramadan ini harus ada keberlanjutannya, sehingga tidak hanya dibulan Ramadan tetapi juga menjadi kebiasaan di rumah dalam keluarga”, imbuh guru besar UIN Jakarta ini.
Ketua panitia yaitu Ibu Dra. Hj. Luluk Amnah, M.Pd melaporkan rencana dan tujuan kegiatan Pesantren Balita Ramadan ini sebagai bagian dari kegiatan Amaliah Ramadan yang dilaksanakan rutin setiap tahun oleh PP Muslimat NU. Pesantren Balita Ramadan ini diupayakan dapat melejitkan potensi anak dengan mengajak anak gemar belajar yang menyenangkan dan bermakna serta kegiatan-kegiatan bercerita dengan bermain peran, main pembangunan, dan pengembangan sensorik motorik anak.
Tema kegiatan pesantren balita Ramadan ini adalah “Pendidikan karakter sebagai basis dalam mewujudkan merawat Tradisi, Menguatkan Kemandirian, dan Menenduhkan Peradaban”. Tema ini mengangkat pentingnya pendidikan karakter dalam membentuk anak-anak sejak dini dengan landasan nilai-nilai Islam, yang akan mengarah pada penguatan tradisi, pembentukan kemandirian, dan penanaman kedamaian bagi peradaban umat, dengan tujuan merawat tradisi yaitu memberikan pemahaman kepada anak-anak mengenai pentingnya melestarikan tradisi Islam seperti salat berjamaah, puasa, zakat, dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya yang merupakan bagian dari warisan budaya yang harus dipertahankan.
Menguatkan kemandirian berarti mendorong anak-anak untuk belajar bertanggung jawab dan mandiri dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengatur waktu salat, belajar, dan beribadah dengan disiplin. Meneduhkan Peradaban berarti melalui pendidikan karakter, anak-anak diharapkan tumbuh menjadi generasi yang penuh kasih sayang, toleransi, dan mampu memberi dampak positif dalam masyarakat, menciptakan suasana yang damai, harmonis, dan sejahtera.
Uraian kegiatan yang akan dilakukan yaitu dengan Cerita Islami dan Pembelajaran Tradisi: Mengajarkan anak-anak melalui cerita-cerita Islami yang mengandung nilai-nilai moral dan ajaran Islam yang mengutamakan sikap saling menghormati, berbakti kepada orang tua, serta pentingnya berbagi. Pengenalan Kemandirian dalam ibadah: anak-anak akan dilatih untuk melakukan ibadah secara mandiri, seperti salat, doa harian, dan berbuka puasa. Hal ini bertujuan agar mereka merasa bertanggung jawab atas ibadah yang mereka lakukan. Aktivitas Kreatif: mengadakan kegiatan menggambar, mewarnai, dan membuat kerajinan tangan dengan tema Ramadan untuk meningkatkan kreativitas anak sekaligus memperkenalkan nilai-nilai dalam Ramadan.
Selanjutnya permainan edukatif: melalui permainan seperti teka-teki, puzzle, dan permainan kelompok, anak-anak akan diajarkan pentingnya kerja sama, disiplin, dan menghargai perbedaan. Doa dan praktek salat: pembelajaran doa dan salat akan dilakukan setiap hari untuk mengajarkan anak-anak tentang kewajiban dalam agama dan pentingnya membangun kebiasaan ibadah.
Melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan, diharapkan anak-anak dapat mengembangkan beberapa karakter utama, seperti: Kejujuran: Mengajarkan anak-anak untuk jujur dalam segala hal, baik dalam ibadah maupun dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun sikap disiplin: Membantu anak-anak untuk terbiasa disiplin, terutama dalam menjalankan ibadah dan rutinitas Ramadhan. Empati dan Kasih Sayang: Mengajarkan anak untuk peduli terhadap sesama, melalui berbagi dan saling menghormati. Tanggung Jawab: Mengajarkan pentingnya bertanggung jawab atas tindakan dan ibadah yang dilakukan sehari-hari.
Kontributor : Yuliwati