muslimatnu.or,id. Yayasan Himpunan Da’iyah dan Majelis Taklim Muslimat NU atau HIDMAT MNU Pusat menggelar kembali Taklim Virtual dan Riyadhah Nasional. Acara ini sebagai ajang menjalin tali silaturahmi dan memperkuat iman.
Hal tersebut dikemukakan oleh Prof. Hj. Sri Mulyati, MA., Ketua I Pimpinan Pusat Muslimat NU dalam sambutannya pada acara yang diselenggarakan Yayasan HIDMAT (Himpunan Da’iyah dan Majelis Taklim) Muslimat NU Pusat yang berlangsung pada hari selasa (23/03/2021).
“Kader-kader Yayasan Hidmat Muslimat NU sangatlah potensial terutama di lingkungan NU. Saya sangat mendukung acara rutinan ini, selain sebagai sarana memperkuat iman dan mempererat tali silaturahmi,” kata Hj. Sri Mulyati. “Ini menjadi sangat penting untuk kita lestarikan sebagaimana yang telah dipelajari di dalam aspek-aspek aswaja Ahlus Sunah wal Jama’ah yang selalu konsisten, terus menerus, istiqomah, dan selalu merujuk kepada Al-Quran, Hadits, Ijma’ dan Qiyas. Majelis Taklim merupakan satu institusi yang sangat strategis, baik offline maupun online. Bahkan kajian virtual semacam ini menjangkau lebih luas, lebih banyak, lebih praktis,” ungkap Ibu Sri.
Dalam Taklim Virtual dan Riyadhah Nasional ini, Ketua Badan Penasehat PP Muslimat NU dan Ketua Yayasan HIDMAT MNU Pusat, Ibu Nyai Hj. Mahfudhoh Aly Ubaid binti KH.Wahab Chasbullah menyampaikan hal yang sama. “ Dalam dunia maya, dalam kondisi pandemi korona, kita butuh siraman keislaman, silaturahim walaupun lewat penayangan, walaupun jauh di mata, menghilangkan rindu, meningkatkan kasih sayang kita, dengan tujuan menguatkan niat ibadah di lingkungan Nahdlatul Ulama,” ungkap ibu Nyai Mahfudhoh.
Terkait dengan tema taklim virtual kali tentang Kajian Surah Al-Kahfi ini, ibu Nyai Mahfudhoh mengemukakan bahwa di dalam Surah Al-Kahfi ini terdapat cerita-cerita diantaranya adalah tentang cara memimpin dan memerintah rakyat serta perjuangan utk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara.
Adapun pembicaram Ibu Dr. Hj. Lilik Ummi Kaltsum,MA menguraikan tentang asal mula dinamakannya surah Al Kahfi. “Al Kahfi yang berarti gua. Dalam surat ini menceritakan tentang sekelompok pemuda yang menyelamatkan diri masuk ke goa dan kemudian Allah menidurkan mereka selama 300 tahun,” terang ibu Lilik.
Menurutnya salah satu keistimewaan Surah Al-Kahfi yang yaitu keutamaan membacanya pada hari Jum’at. Hal ini sebagaimana dikutip dari sebuah Hadits yang berbunyi :
عن ابن عمر رضي الله عنهما قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” من قرأ سورة الكهف في يوم الجمعة سطع له نور من تحت قدمه إلى عنان السماء يضيء له يوم القيامة ، وغفر له ما بين الجمعتين
Sebagaimana dalam hadist Nabi riwayat Ibnu Umar RA, “Sesiapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat maka cahaya akan menerangi untuknya dari bawah telapak kakinya hingga ke langit dan menerangi untuknya pada hari kiamat serta diampunkan untuknya di antara dua Jumat.“ (dinukilkan al-Mundziri dalam al-Targhib wa al-Tarhib).
Hadits ini menginspirasi para ulama NU untuk mengijazahkan beberapa amalan untuk membaca surah Al-Kahfi pada hari Jumat,”. Beliau menambahkan bahwa ada satu hadits lagi tentang keutamaan menghafal 10 ayat pertama Surah Al-Kahfi, yaitu mereka yang membacanya akan mendapatkan cahaya di antara dua Jumat dan kelak di hari kiamat.
Pada akhir uraiannya, Ibu Lilik mengingatkan bahwa Rasulullah SAW adalah teladan yang harus dicontoh. “Bagaimana menjadi seorang da’i yang basyiro (memberi kabar baik) wa nadziro (memberi peringatan), tidak hanya memberikan peringatan, tapi juga memberikan kabar gembira, karena pada hakikatnya manusia itu suka diberikan kabar gembira” katanya.
Acara daring tersebut tentunya dihadiri oleh kader Muslimat NU dari wilayah, cabang, anak cabang, ranting hingga cabang istimewa Muslimat NU dari seluruh dunia yang begitu antusias untuk memperluas wawasan dalam berdakwah.