Surabaya – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH DR. Said Aqil Siradj membuka Madrasah Kader Nahdlatul Ulama II di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur. Acara yang berlangsung tanggal 11 hingga 12 Januari 2010 ini dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muslimat NU, Hj. Khofifah Indar Parawansa dan jajaran pengurus lainnya.
Dalam sambutannya Kiai Said menekankan bahwa NU harus cerdas dalam menghadapi tantangan zaman terutama era Revolusi Industri 4.0. “ Kita harus mengikuti perkembangan zaman. Yang paling nyata adalah era Industri 4.0 yang bertumpu pada penggunaan teknologi komunikasi yang berbasis intenet, kecerdasan buatan dan analisis data. Kita harus cerdas dan bekerja keras dalam menghadapi tantangan ini,” katanya. Kiai Said menambahkan bahwa akibat revolusi Industri 4.O ini dimungkinkan 800 juta orang di seluruh dunia akan kehilangan pekerjaan.” Di Indonesia ini ada sekitar 52,6 juta yang berpontensi kehilangan pekerjaan akibat revolusi digital. Makanya kita sebagai warga NU harus siap,” imbuhnya.
Kiai Said meminta para kader Muslimat NU untuk mengamalkan sikap moderat dalam beragama dan berinteraksi sosial masyarakat. “Secara keseluruhan kader NU harus siap jadi kader bangsa yang mempertahankan agama ahlussunnah wal jamaah, agama yang moderat agama yang toleran. Dan harus bisa menjaga NKRI yang berbudaya dan berperadaban,” katanya.
Diharapkan Muslimat NU, bisa menjadi garda terdepan dalam mempertahankan dan mengajarkan agama yang memegang teguh nilai asjawa. Karena ke depan dengan tantangan yang sangat berar memasuki digitalisasi, harus ada yang membimbing anak cucu kita, apalagi trennya saat ini dari bangun hingga tidur yang dipegang adalah handphone.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Umum PP Muslimat NU, Hj. Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya MKNU ini digelar selama tiga hari dengan mengumpulkan kader Muslimat NU dari 22 provinsi. “Kita ingin mereka bisa ikut mengajarkan tawasuth, bagaimana membangun moderasi. Untuk menyiapkan mereka bagaimana menjelaskan ke publik bahwa ada sikap dalam gerakan di NU yang harus kita kristalisasi, mulai bagaimana itu moderasi, toleransi dan juga adil. Sikap-sikap itu yang harus diinternasionaliasi ke setiap warga NU,” kata Hj. Khofifah.
Acara ini diikuti oleh pengurus wilayah Muslimat NU dari Sumatera Utara, Sumatera Barat. Sumetera Selatan, Riau, Jambi, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara dan Gorontalo. Sebanyak 121 peserta terdiri dari 19 Pengurus Wilayah Muslimat NU dan 23 dari Pengurus Pusat Muslimat NU. Acara Santunan Anak Yatim juga dilakukan dalam pembukaan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) II ini.