• HOME
  • BERITA
    • DAERAH
    • NASIONAL
  • PERANGKAT
    • YKM NU
    • YPM NU
    • YHM NU
    • HIDMAT MNU
    • INKOPAN MNU
  • JEJAK & HIKMAH
  • BINCANG TOLERANSI
  • TOKOH
  • KONSULTASI
    • FIQH
    • KESEHATAN
    • WARIS
    • PERNIKAHAN
  • UCAPAN
  • TENTANG KAMI
    • Sejarah Singkat Muslimat NU
    • Bidang Muslimat NU
    • Susunan Lengkap Pengurus PP Muslimat NU 2016-2021
  • KONGRES XVIII MUSLIMAT NU
  • Login
Muslimat NU
  • HOME
  • BERITA
    • DAERAH
    • NASIONAL
  • PERANGKAT
    • YKM NU
    • YPM NU
    • YHM NU
    • HIDMAT MNU
    • INKOPAN MNU
  • JEJAK & HIKMAH
  • BINCANG TOLERANSI
  • TOKOH
  • KONSULTASI
    • FIQH
    • KESEHATAN
    • WARIS
    • PERNIKAHAN
  • UCAPAN
  • TENTANG KAMI
    • Sejarah Singkat Muslimat NU
    • Bidang Muslimat NU
    • Susunan Lengkap Pengurus PP Muslimat NU 2016-2021
  • KONGRES XVIII MUSLIMAT NU
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
    • DAERAH
    • NASIONAL
  • PERANGKAT
    • YKM NU
    • YPM NU
    • YHM NU
    • HIDMAT MNU
    • INKOPAN MNU
  • JEJAK & HIKMAH
  • BINCANG TOLERANSI
  • TOKOH
  • KONSULTASI
    • FIQH
    • KESEHATAN
    • WARIS
    • PERNIKAHAN
  • UCAPAN
  • TENTANG KAMI
    • Sejarah Singkat Muslimat NU
    • Bidang Muslimat NU
    • Susunan Lengkap Pengurus PP Muslimat NU 2016-2021
  • KONGRES XVIII MUSLIMAT NU
No Result
View All Result
Muslimat NU
No Result
View All Result
Home TOKOH

Aisyah Hamid Baidlowi, Muslimat NU dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan  

“Sosok yang penuh tanggung jawab, berpandangan sangat tajam, teliti dan kritis.”

21 Desember 2019
in TOKOH
0
Aisyah Hamid Baidlowi, Muslimat NU dan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan  
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Demikian ungkap Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa tentang sosok Aisyah Hamid Baidlowi. Perempuan kelahiran Jombang 6 Juni 1940 ini memang dikenal sebagai politikus ulung dan pegiat sosial yang sangat luar biasa jasanya khususnya bagi Muslimat NU.

Aisyah Hamid Baidlowi tercatat pernah menjabat sebagai sebagai Ketua Umum Muslimat NU periode 1995-2000. Rekam jejaknya di organisasi perempuan NU ini bisa dibilang luar biasa. Salah satu diantaranya adalah pada program pemberdayaan ekonomi. Aisyah mendorong angota Muslimat NU tidak menjadi konsumen saja tetapi juga harus produktif mencari penghasilan untuk meningkatkan taraf ekonomi keluarga. Program ini berhasil mendirikan 107 koperasi primer yang tersebar di seluruh kabupaaten/kota di Indonesia dan tiga Pusat Koperasi dan Induk Koperasi Annisa (Inkopan).

RelatedPosts

Tokoh Bangsa, Perempuan Muslimat NU diacara Capacity Building

Ainiyah Yusuf – Gresik, Sosok yang Penuh Keteladanan

Belajar dari Buku: HADRATUSSYAIKH KH. M. HASYIM ASY’ARI, Sang Pemersatu Umat Islam Indonesia (Pemikiran Reflektif Socio-Religious KH. Abdul Hakim Mahfudz)

Tak hanya itu, di era Aisyah pula Muslimat NU merealisasikan pendirian Pusdiklat Muslimat NU di Pondok Cabe, Tangerang Selatan yang dulunya kala digagas oleh Hj. Asmah Sjachruni Ketua Umum Muslimat NU sebelumnya.

Aisyah Hamid Baidlowi dari pasangan KH Wahid Hasyim dan Ibu Nyai Sholehah.  Pada usia tiga tahun mengikuti ayahnya pindah ke Jakarta. Namun situasi politik kala itu mengembalikannya pulang ke Jombang. Pada tahun 1945, saat KH Wahid Hasyim ditunjuk menjadi Menteri Agama, Aisyah kembali ke Jakarta.

Kala sang ayah wafat karena kecelakaan di Cimahi tahun 1953, membuat situasi tidak mudah bagi Aisyah. Sebagai putri tertua Aisyah sadar betul bahwa dirinya harus dapat berperan sebagai seorang ibu bagi keempat adiknya yaitu Salahuddin Wahid, Umar Wahid, Lily Chodijah Wahid, dan Hasyim Wahid.

Kondisi demikian menjadi tempaan luar biasa sehingga Aisyah menjelma menjadi perempuan tangguh, disiplin, dan pengayom. Pendidikan dari sang ibu dan memahami kiprah luar biasa dari ayahnya, membuat Aisyah mempunyai bekal komplet dalam kehidupan yang lebih luas lagi.

Ia juga sadar akan kiprah kedua kakeknya KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Bisri Syansuri untuk NU dan Indonesia. Di antara pesan para orang tuanya kepada Aisyah ialah agar selalu mencintai NU. Secara khusus, Aisyah mendapat pesan dari ibunya agar menjaga Muslimat NU. (Sri Mulyati dkk, 70 Tahun Muslimat NU: Kiprah dan Karya Perempuan NU, 2017).

Aisyah memulai kiprahnya sebagai Ketua Fatayat NU Wilayah DKI Jakarta (1959-1962) di usia 19 tahun. Walaupun memiliki trah ‘darah biru’ NU, ia tetap menjalani proses kaderisasi yang dimulai dari tingkat bawah. Baginya proses berjenjang di organisasi akan menempa seseorang menjadi lebih matang. Kemudian pada tahun 1962-1967 dipercaya sebagai Bendahara Fatayat NU di tingkat pusat. Pada periode yang sama Aisyah juga “nyambi” berkiprah di Muslimat NU di bidang sosial yang saat itu di bawah kepemimpinan Nyai Hj. Machmudah Mawardi.

Kiprahnya yang apik menjadikan Aisyah dipercaya sebagai Sekretaris II Pimpinan Pusat Muslimat NU. Pada Kongres Muslimat NU di Probolinggo tahun 1984, Aisyah diangkat menjadi Ketua III PP Muslimat NU. Lalu pada Kongres berikutnya tahun 1989 di Kaliurang, Yogyakarta, diangkat sebagai Ketua II PP Muslimat NU. Puncaknya, ketika Kongres Muslimat NU 1995 di Jakarta, Aisyah terpilih sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU melalui proses yang sangat demokratis. Saat itu ia harus bersaing dengan Nyai Hj. Machfudhoh Aly Ubaid yang tak lain adalah budenya sendiri.

Di bawah kepemimpinannya Muslimat NU bergerak menjadi organisasi perempuan yang mandiri, maju, dan modern. Tak salah kalau kemudian Aisyah ditunjuk sebagai Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI).

Di bidang politik kiprah Aisyah tak kalah moncer. Tercatat pernah sebagai Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI selama tiga periode 1997-2009. Ia termasuk perempuan yang membidani lahirnya Undang-Undang Perhajian Nomor 17 tahun 1999.

Atas kiprahnya itu berbagai penghargaan diterima Aisyah diantaranya dari  Yayasan Asma Indonesia (1990), Manggala Karya Kencana Kelas I dari Menteri Negara Kependudukan/Kepala BKKBN (1997), Honorary Award of the Realization of World Peace and the Promotion of Education and Culture dari Soka University, Tokyo (2001). Pada 8 Maret 2018 Aisyah wafat dan dimakamkan di komplek pondok pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur.

Related Posts

Tokoh Bangsa, Perempuan Muslimat NU diacara Capacity Building
BERITA

Tokoh Bangsa, Perempuan Muslimat NU diacara Capacity Building

Ainiyah Yusuf – Gresik, Sosok yang Penuh Keteladanan
BERITA

Ainiyah Yusuf – Gresik, Sosok yang Penuh Keteladanan

Belajar dari Buku: HADRATUSSYAIKH KH. M. HASYIM ASY’ARI, Sang Pemersatu Umat Islam Indonesia (Pemikiran Reflektif Socio-Religious KH. Abdul Hakim Mahfudz)
BERITA

Belajar dari Buku: HADRATUSSYAIKH KH. M. HASYIM ASY’ARI, Sang Pemersatu Umat Islam Indonesia (Pemikiran Reflektif Socio-Religious KH. Abdul Hakim Mahfudz)

Next Post
Rakorwil Muslimat NU Riau

Rakorwil Muslimat NU Riau

Program Pilah Sampah untuk Tingkatkan Pendapat Rumah Tangga

Program Pilah Sampah untuk Tingkatkan Pendapat Rumah Tangga

PW Muslimat NU DKI Jakarta Memberikan Bantuan Bagi Korban Banjir

PW Muslimat NU DKI Jakarta Memberikan Bantuan Bagi Korban Banjir

No Result
View All Result

Channel Youtube

https://youtu.be/lxHnD_ro48Q
  • Advertise
  • Careers
  • Hubungi Kami

© 2025 MuslimatNU.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
    • DAERAH
    • NASIONAL
  • PERANGKAT
    • YKM NU
    • YPM NU
    • YHM NU
    • HIDMAT MNU
    • INKOPAN MNU
  • JEJAK & HIKMAH
  • BINCANG TOLERANSI
  • TOKOH
  • KONSULTASI
    • FIQH
    • KESEHATAN
    • WARIS
    • PERNIKAHAN
  • UCAPAN
  • TENTANG KAMI
    • Sejarah Singkat Muslimat NU
    • Bidang Muslimat NU
    • Susunan Lengkap Pengurus PP Muslimat NU 2016-2021
  • KONGRES XVIII MUSLIMAT NU

© 2025 MuslimatNU.or.id