muslimatnu.or.id. Membangun persaudaraan adalah salah satu kunci untuk mengenal satu sama lain. Dengan saling mengenal akan mewujudkan harmoni antara satu dengan lain. Membangun persaudaraan tidak hanya dengan sesama muslim saja, tetapi juga dengan non muslim.
“Dia yang bukan saudaramu seiman adalah saudaramu dalam kemanusiaan,” ungkap sahabat Ali bin Abi Talib RA. Nah dalam kerangka ini membangun persaudaraan dalam kemanusiaan ini menjadi penting dalam membangun kerukunan umat beragama.
Cara membangun persaudaraan dengan cara saling mengenal. Keragaman suku, ras, agama di dunia khususnya di Indonesia adalah kenyataan yang harus kita terima. Membangun harmoni kerukunan umat beragama di Indonesia ditanamkan untuk saling bahu membahu satu sama lain dalam pembangunan Indonesia yang tercinta ini.
Membangun harmonisasi bukanlah ranah untuk menyatukan kepercayaan umat beragama. Akan tetapi menanam rasa welas asih antar sesama. Dengan pengakuan dan pelaksanaan inilah, Islam akan senantiasa menjadi rahmat bagi semua (rahmatan lil ‘alamin).
Al-Qur’an menyatakan, diciptakan-Nya manusia berbeda suku bangsa untuk “saling mengenal” (lita’arafu) (QS Al-Hujurat: 13).
Al-Qur’an mengenalkan konsep yang luar biasa tentang keragaman ini. Adanya keragaman adalah menjadikan kita untuk saling mengenal satu sama lain. Dengan saling mengenal maka akan timbul rasa kasih sayang, dan dengan mengetahui perbedaan kita bisa saling belajar dan saling memberi manfaat antara satu dan yang lain, hingga dapat membangun peradaban.
Saling mengenal menjadikan seseorang lebih terbuka dan menghargai satu sama lain, memungkinkan untuk membangun hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak.
Kesalahpahaman sering terjadi karena belum saling mengenal keragaman. Al-Qur’an menggunakan bentuk tafa’ala dalam redaksi lita’arafuu yang bermakna saling mengenal. Fungsinya lil musyaarakati baina itsnaini fa aktsara. Interaksi tidak hanya ditujukan agar seseorang dikenal oleh orang lain, tetapi mereka harus juga mengenal orang lain. Interaksi kedua belah pihak tidak hanya melahirkan simpati tapi juga empati. Kalau seseorang meminta orang lain memahami dirinya, maka pihak lain pun meminta hal yang sama. Langkah awalnya persis seperti pesan Al-Qur’an: saling mengenal.
(Sumber nu.or.id)