muslimatnu.or.id. Sahabat Umar bin Khatab adalah salah satu sahabat yang sangat adil dalam memperlakukan umatnya tidan peduli agamanya apa. Banyak kisah tentang sikap sahabat Umar pergaulannya dengan non muslim. Salah satunya adalah dalam perjumpaannya dengan orang tua renta Yahudi yang meminta bagian pajak.
Dikisahkan suatu hari seorang tua yang tunanetra berjalan di depan pintu rumah sahabat Umar. Kemudian beliau menghampiri sembari menepuk lengan kakek itu dari belakang dan berkata,
“Engkau dari agama apa?”
Kemudian kakek tersebut menjawab: “Yahudi.”
Mendengar jawaban itu lalu Sayidina Umar berkata, “Lalu apa yang mendorongmu ke sini?”.
“Aku meminta bagian pajak, usiaku sudah tua dan aku membutuhkan uang untuk memenuhi kehidupanku,” jawabnya.
Mendengar jawaban dari pengemis tua itu, Umar kemudian menggandengnya ke rumah dan Umar memberikan kebutuhannya. Sesaat kemudian Sayidina Umar juga memanggil penjaga baitul mal supaya memberikan santunan kepadanya.
Kepada penjaga baitul mal, Umar berkata: “Lihatlah kakek ini, berilah ia bagian dari baitul mal. Demi Allah, kita tidak memenuhi haknya. Kita telah memakan uang pajak yang ia berikan saat usianya masih muda, kini ketika ia sudah tua, kita justru menerlantarkannya.”
Umar kemudian mengatakan, “Sedekah harus diberikan kepada orang-orang fakir dan miskin (Innama ash-shadaqatu li al-fuqara`i wa al-masakin). Kakek ini bagian dari orang miskin.” Kisah ini terdapat di dalam kitab Al-Kharaj, buku tentang pajak dalam sejarah Islam karya Abu Yusuf (w. 182 H), seorang ulama besar pengikut madzhab Hanafi.
Inilah kisah sahabat Umar dengan orang Yahudi yang dapat dijadikan teladan bagi kita semua. Bagaimana memperlakukan orang lain yang kesusahan tanpa memandang latar belakang agama. selain itu sahabat Umar juga mencontohkan bagaimana seorang pemimpin harus bersikap adil.