Pidato resmi Ketua Umum Muslimat NU dalam HUT Muslimat NU ke-77 tahun 2023 kali ini disampaikan langsung di kantor PP Muslimat NU dalam rangkaian puncak resepsi harlah Muslimat-NU yang diadakan secara hybrid, offline dihadiri jajaran Dewan Penasehat, Dewan Pakar dan Pengurus di Semua Bidang PP Muslimat NU dan Pengurus perangkat Muslimat NU Pusat dan tamu beberapa mitra kerja Muslimat NU, dan onnline update mendasari subcribe channel yang live saat sambutan Ketua Umum Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa dan dialog zoom mencapai 1.941.570 viewer.
Dalam sambutan pidato resminya tersebut Hj.Khofifah menyampaikan Muslimat NU sebagai Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) yang bersifat sosial keagamaan di bawah naungan Jam’iyah Nahdlatul Ulama, yang berdiri pada tanggal 29 Maret 1946 / 26 Robiul Akhir 1365 H, di Purwokerto Jawa Tengah, telah meneguhkan diri menjadi wadah perjuangan kaum perempuan Indonesia yang beraqidah Islam Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah. “Tahun 2023 ini, organisasi Muslimat NU yang tercinta memasuki usia 77 tahun” imbuh Gubernur Jatim ini.
Dalam usianya yang ke 77, Muslimat NU terus menyapa umat dan berhidmat hingga di tingkatan akar rumput serta terus meneguhkan dukungan dan kontribusinya terhadap NKRI dengan menyebarluaskan nilai-nilai Ukhuwah Wathoniyah (persaudaraan kebangsaan), ukhuwah Islamiyah, dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan), melalui jejaring institusinya yaitu Pimpinan Wilayah Muslimat NU di 34 Provinsi, 546 Pimpinan Cabang di Tingkat Kabupaten/Kota serta 9 Pimpinan Cabang Istimewa di luar negeri, 5.222 Pimpinan Anak Cabang di Tingkat Kecamatan, 36.000 Pimpinan Ranting di Tingkat Kelurahan, serta Pimpinan Anak Ranting di tingkatan Rukun Warga yang masih terus dibangun.
Muslimat NU juga terus memperluas jangkauan layananan perangkatnya melalui 108 Rumah Sakit/RSAB/Poliklinik, 104 Panti Asuhan, 10 Asrama Putri, 10 Panti Jompo, 1 Induk Koperasi, 9 Puskop, 144 Koperasi Primer dan 355 TPK (Tempat Pelayanan Koperasi), serta 9800 TK, 14.350 TPQ, 6.226 PAUD, 146 KBIH, dan sekitar 56.000 Kelompok Majelis Ta’lim, dan 146 Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) dan 11 Balai Latihan Kerja (BLK).
Pada Harlah ke-77 ini, mengambil tema Menguatkan Peran Muslimat NU dalam Membangun Peradaban. “Tema ini cukup singkat namun memiliki arti dan harapan yang sangat dalam”, imbuhnya.
Makna Penguatan Peran Untuk Membangun Peradaban bukan hanya berkontribusi terhadap diri sendiri, namun memberi sesuatu yang lebih baik untuk agama, bangsa, negara, ummat dan peradaban dunia.
Penguatan Peran adalah kata kerja yang memerlukan usaha usaha kongkrit. Di Muslimat NU peran yang terbaik insyaallah sudah terpupuk lama dan menjadi ‘kredo’ bagi gerak langkah pimpinan, pengurus dan anggota Muslimat NU.
“Bisa dikatakan bahwa kata kata peningkatan peran ini adalah tagline perjuangan Muslimat Nahdlatul Ulama beberapa tahun yang akan datang berperan positif dan produktif serta kerja bersama adalah ruh cinta kita kepada agama, bangsa dan negara kita dan kemasalahatan sedunia.
“Saya menyampaikan kepada kita semua bahwa dalam kondisi apapun, Muslimat NU akan hadir untuk melayani, melalui berbagai program peningkatkan peran bagi ummat dan bangsa. Saya mengajak kita semua untuk menjadikan kata kerja, kerja bersama, kerja ikhlas ini falsafah perjuangan”. imbuhnya.
Membangun Peradaban bisa kita maknai dengan program agar ummat dan bangsa, agar tatanan dunia, dan moral dunia lebih beradab yakni menjunjung nilai kemanusiaan, menjunjung tinggi nilai keadilan dan implementasi nilai Maqasidus Syariah [al muhafadhotu Aladdin, almuhafadhotu alal maal, al muhafadhotu alala aql, al muhafadhotu alan nafs dan al muhafadhotul alal irdhi wan nasl] dan peradaban mulia. Dalam maqasidussyariah kita harus menaikkan jenjang wilayah perjuangan kita ke arena nasional dan internasional.
Kata “peradaban mulia” sesungguhnya selalu didengungkan oleh para ulama, pimpinan ponpes, para pahlawan kemerdekaan, diperjuangkan oleh para pemimpin terutama cita cita Muslimat Nahdlatul Ulama dan jam’iyah Nahdlatul Ulama pada umumnya. “HUT Satu Abad NU kemarin juga menjadiakn pengembangan peradaban dunia sebagai tema sentral” tambah ibu Khofifah.
Bentuk dari khidmah Muslimat NU agar Indonesia berperadaban mulia dengan jalan menguatkan kemandirian, termasuk diantaranya penguatan pendidikan dan karakter di belasan ribu unit unit pendidikan yang dikelola dan dikembangkan oleh Muslimat Nahdlatul Ulama, pembangunan Lembaga Pendidikan, poliklinik dan rumah sakit, Lembaga sosial yang diikhtiarkan secara mendiri.
Peran Muslimat NU sudah dan terus diwujudkan Muslimat NU melalui sumbangan pemikiran para guru besar MNU, para dosen MNU, da’iyah MNU, pengurus MNU, para pejabat negara yang berlakang belakang Muslimat atau dididik di sekolah sekolah Muslimat NU, pekerja sosial Muslimat dan professional MNU di beberapa pimpinan perusahaan atau pejabat publik MNU di berbagai tingkatan.
Dalam kaitan ini Muslimat NU akan terus bertekad untuk mengangkat derajatnya, berkontribusi, menguatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia yang lebih sejahtera. Muslimat NU akan melanjutkan kiprahnya melalui bidang dakwah dan pengembangan masyarakat, bidang ekonomi koperasi dan agribisnis, bidang pendidikan dan pelatihan, bidang sosial, budaya, lingkungan hidup dan ketenagakerjaan.
Muslimat NU akan tetap mendukung terwujudnya bangsa yang kuat dengan mengedepankan kerukunan dan kesatuan. Dalam konteks kemasyarakatan maka Muslimat NU akan selalu terdepan dalam kesetiakawanan sosial atau solidaritas sosial sera kesolehan sosial melalui yayasan pendidikan, poliklinik dan rumah sakit, dan yayasan sosial serta unit unit pelayanan ummat yang dikembangkan.
Beberapa hal penting yang berkaitan dengan situasi terkini, sambil mensyukuri nikmat apa saja yang telah Allah berikan kepada kita semua, Muslimat tetap kokoh, tetap menjadi backbone atau tulang punggung bagi Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia serta tatanan dunia yang bermartabat dan unggul.
“Kita memang sudah berjuang sebagaimana pendahulu dan para muasis Muslimat NU untuk meningkatkan peran di bidang pembangunan peradaban unggul ini . Kita juga sudah diakui oleh dunia sebagai organisasi perempuan yang sangat besar perannya di bidang penguatan nilai kemanusiaan dan nilai kebangsaan, serta nilai perdamaian dunia”. ujar ibu Khofifah.
Kedepan MNU akan tetap terdepan dalam bidang penguatan peradaban mulia sekaligus implementasi Al Islamu ya’lu wala Yu’la Alaihi. Keunggulan Islam dan ummat Islam adalah cita cita agung yang dulu paling banyak diungkapkan oleh para ulama khos NU. Kalimat bertuah ini adalah cita cita sekaligus tantangan Nahdlatul Ulama dan Muslimat Nahdlatul Ulama di masa yang akan datang.
Selanjutnya yang dimaksud “Peradaban Mulia” itu itu antara lain keunggulan akhlaq bangsa, meningkatnya kesejahteraan, kualitas dan keunggulan sumberdaya manusia, kuatnya karakter kebudayaan dan peradaban yang unggul, penguasaan ilmu dan teknologi, berperan dalam perjuangan keadilan dan perdamaian dunia.
Dalam situasi kebangsaan yang sekarang ini jelas Muslimat NU di semua jajaran mohon untuk tetap menekankan pentingnya memperkuat persatuan dan kesatuan dalam rangka meneguhkan dan merawat kebhinnekaan dalam persatuan. selalu menekankan pentinganya Ukhuwah; Islamiyah, ukhuwah Wathoniyah dan Iukhuwah insaniah. “Sebagai Ketua Umum PP Muslimat saya mengucapkan terima kasih atas kontribusi yang tiada henti”. Imbuh Ibu Khofifah.
By : A-Zhoem