Acara pelatihan pemulasaraan jenazah khusus perempuan di Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan Jawa Tengah pada hari Sabtu Kliwon, 20 November 2021. Diselenggarakan oleh PAC Muslimat NU berkolaborasi dengan PAC Fatayat NU Kec. Penawangan.
Pelatihan diikuti oleh 68 ketua Majelis Taklim se- Kec. Penawangan yang akan ditindak lanjut pembentukan kelompok desa satu kelompok satu RUKEM (Rukun Kematian).
” tujuan kegiatan sendiri adalah berlatar belakang karena banyak sekali didaerah jenazah perempuan dimandikan oleh laki-laki, maka dari Bidang Dakwah dan HIDMAT (Himpunan Da’iyah dan Majelis Taklim) Muslimat NU Grobogan mengadakan program pelatihan pemulasaraan jenazah perempuan yang harapannya nanti ada jenazah perempuan yang memandikan petugasnya juga perempuan dan ditindak lanjuti dengan adanya RUKEM tersebut” tutur Ketua HIDMAT Muslimat NU Cabang Grobogan.
Kegiatan ini dihadiri dan disupport oleh Ketua PC Muslimat NU Cabang Grobogan Hj. Juniati Marsaid dan Ketua HIDMAT Muslimat NU Cabang Grobogan Ibu Aminah Fahzaroh,S.Pd.I. dan hadir juga Ketua Bidang Advokasi.
Sebagai narasumber utama KH. Bisyri (Ketua LBNU Kab.Grobogan) dan Ibu Luki dari unsur Kementerian Agama.
Dalam pelatihan, pembahasan utama pada penguatan keterampilan dan pengetahuan praktek pemulasaraan jenazah. Materi yang disampaikan narasumber diawali dengan hal perkara yang sangat dianjurkan ketika kita sedang menunggui orang yang sakit dan sudah ada tanda-tanda kematian/ mendekati kematian, maka hal yang harus dilakukan:
- Menghadapkan ke-qiblat sebisa mungkin diawali,dimiringkan kanan seperti posisi mayit berada diluang landak /cepuri kalau sisakit tidak mampu maka ditidurkan terlentang /melumah dengan kepala berada di sebelah timur supaya wajah bisa menghadap ke-qiblat kepala diganjal bantal agak tinggi.
- Mentalqin /mengajari sisakit dengankalimah thoyyibah kalimah : “Laa ilaaha Illalloh”. Dan bila sisakit sudah membacanya maka jangan terus diajari terus, khawatir sisakit tergangggu dan merasa bosan dengan kalimah thoyibah tersebut, dan bila sisakit berbicara tentang perkara lain maka baru diajari kalimat thoyibah lagi supaya benar-benar mengikuti hadis sabda baginda Nabi Muhammad Saw. : “Barang siapa yang ahir perkataannya adalah Laa Ilaaha Illalloh maka dia wajib masuk surga”.
- Membacakan surat Yasin dengan
Dan bila kelihatan sulit matinya maka dibacakan surat Arra’du dengan pelan.
Adapun tata cara merawat orang yang baru meningal dunia terlebih dahulu supaya melakukan 7 (tujuh ) hal berikut, yaitu:
- Memejamkan kedua matanya supaya kedua mata mayit tidak mendelik/melilik.
- Menutup mulutnya dengan menemukan/memingkemkankedua bibir kemudian mengikat rahang bawah dengan kepala bagian atas dengan kain yang lebar supaya mayat tetap dalam keadaan tertutup mulutnya dan supaya tidak dimasuki hewan.
- Melemaskan semua persendian mayit denganmenekuk-nekuk betis kaki ke paha, paha ke perut,lengan tangan ke bahu,bahu diangkat dinaik turunkan,jari jemari baik tangan dan kaki juga dilemaskan semua ini supaya mayit tidak menjadi kaku sehingga memudahkan proses memandikan mayit dengan secara sempurna.
- Merapatkan kedua kaki dan mengikatnya bisa kedua jempol kaki yang diikat, bisa kedua telapak kaki yang diikat supaya mayit tidak mekakah(mekangkang) sehingga keadaanya akan jelek dan akan sulit peroses penguburannya.
- Melepas semua pakaian yang dipakai tatkala meninggal dan diganti dengan pakaian yang tipis yang bisa menutupi seluruh tubuh mayit seperti jarit/kain panjang.
- Diangkat dan dipindah dari tempat meninggal ketempat yang tinggi dari tanah supaya mayit tidak cepat berubah/membusuk dan tidak dirubung/ dihinggapi hewan.
- Meletakan pedang /peso(pisau), besi atau tanah yang basah atau benda yang beratnya -+½ kg (20 dirham), supaya perut mayit tidak melembung.
Selanjutnya kita melakukan pemulasaran kepada mayit yang hukumnya wajib kifayah secara tartib yaitu :
- Memandikan
- Mengkafani
- Mensholati
- Mengubur
Dan untuk melaksanakan itu semua kita harus memastikan orang tersebut benar benar mati dengan alamat / tanda diantaranya: Pergelangan tangan renggang, lengan /bahu kendor , hidung miring/doyong,baunya berubahmenjadi bacin/busuk.
Kalau medis tanda kematian adalah: nadi atau denyut jantung telah berhenti.
Sebelum kita memandikan mayit terlebih dahulu harus kita siapkan sarana dan pra-sarana diantaaranya: air yang suci mensucikan yang cukup,tempat pemandian yang tinggi, godong widoro, sabun, sampo, kapurbarus, suri/jungkat (sisir), alat untuk membersihkan kotoran dibawah kuku,handuk,minyak wangi dan kain kafan dan orang yang memandikan dan yang membantunya.
Tempat pemandian yang tinggi seperti meja. Adapun orang yang mangku itu hanya adat kebiasaan saja bukan sebuah kewajiban.
Adapun paling sedikitnya kita memandikan mayit adalah : meratakan air yang suci mensucikan keseluruh tubuh mayit satu kali setelah kita membersihkan badan mayit dari kotoran ,najis dan perkara yang menghalang halangi air bisa sampai ke kulit mayit.
Adapun LEBIH sempurnanya memandikan mayit adalah;
- Memandikan mayit ditempat yang sepi(tertutup) tidak ada yang masuk kecuali orang yang memandikan dan orang yang membantunya.
2. Mayit diletakkan ditempat yang tinggi seperti meja dan tempat kepala lebih tinggi.
- Menutupi badan atau aurot mayit.
- Menggunakan air dingin,dan air tersebut berada di wadah yg besar dan jauh dari tempat pemandian, atau air selang.
- Mayit yang sudah diletakan di meja lalu mayit didudukan miring kebelakang dengan halus bisa disandarkan pada lutut kanan orang yang memandikan, tangan kanannya menyangga pundak mayit, jempolan tangan kanan memegang lengkukan gitokmayit, tangan kirinya diletakan diatas perut mayit bagian atas terus ditekan dengan pelan kebawah perut supaya kotoran dan sisa makanan yang berada dalam perut mayit keluar.
- Membersihkan kemaluan dan dubur mayit dengan menggunakan tangan kiri yang dibungkus dengan sarung tangan sambil menyiramkan air sampai bersih.
- Mewudlukan mayit dengan mengganti sarung tangan yang baru diawali dengan membersihkan gigi dan hidung mayit dengan jari-jari tangan kiri yang sudah terbungkus sarung tangan yang baru tadi dalam rangka mengkumuri mayit dan mengistinsyaqi mayit terus mewudlui mayit sebagaimana wudlunya orang yang masih hidup dengan niat :
;نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ الْمَسْنُوْنَ لِهَذَا الْمَيِّتِ لِلهِ تَعَالَى :mayit laki laki
نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ الْمَسْنُوْنَ لِهَذِهِ الْمَيِّتَةِ لِلهِ تِعَالَى: mayit wanita
Hukum mewudlui mayit adalah sunnah tapi hukum niatnya wajib.
- Memandikan mayit yang hukumnya wajib tapihukum niat memandikannya adalah sunnah seperti:
mayit laki laki: نَوَيْتُ الْغُسْلَ الْوَاجِبَ (الْمَفْرُوْضَ) لِهَذَا الْمَيِّتِ لِلهِ تَعَالَى
نَوَيْتُ الْغُسْلَ الْوَاجِبَ (الْمَفْرُوْضَ) لِهَذِهِ الْمَيِّتَةِ لِلهِ تَعَالَى : mayit wanita
Diawali membasuh kepala terlebih dahulu serta menyisir rambut dengan sisir yang giginya lebar lalu membasuh anggota tubuh yang kanan lalu membasuh anggota tubuh sebelah kiri dengan posisi membaringkan mayit diatas meja secara terlentang lalu memberi sampo kepala mayit dan menyabuni seluruh tubuh mayit setelah itu menyirami dengan air yang suci mensucikan sampai bersih.
Lalu badan mayit dimiringkan ke kiri kemudian menyabuni anggota tubuh mayit sebelah kanan sampai rata kemudian menyirami mayit dengan air yg suci mensucikan sampai bersih.
Lalu badan mayit dimiringkan ke kanan kemudian menyabuni anggota tubuh mayit sebelah kiri sampai rata kemudian menyirami mayit dengan air yang suci mensucikan sampai bersih.
Kemudian mayit diterlentangkan keatas lagi untuk dimandikan yg kedua kalinya dengan proses tersebut .kemudian diulang sampai tiga ,lima atau tujuh kali.
Setelah dimandikan mayit supaya dilemaskan lagi persendiannya lalu tubuh mayit supaya dihanduki secara merata. Kemudian mengkafani, mensholati dan memakamkan mayit/jenazah.
Catt. : Materi asli dari narsum KH.Bisyri (Syarah asli ber-bahasa Arab).
(By :Aminah Fahrozah, S.PdI, Ketua HIDMAT MNU Cabang Grobogan).
Kontributor : A-Zhoem