Isu stunting masih menjadi permasalahan di beberapa provinsi di Indonesia. Meskipun secara nasional prevalensi stunting telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir, beberapa wilayah di Indonesia masih memiliki angka prevalensi stunting yang lebih tinggi dari rata-rata nasional.
Di Sulawesi Barat data SSGI 2022 menunjukkan bahwa prevalensi stunting mencapai 33,8 % menjadikannya provinsi dengan angka kedua tertinggi setelah NTT.
Salah satu faktor yang berkontribusi pada masalah stunting di Sulawesi Barat adalah pernikahan usia muda. Seperti yang diketahui, stunting erat kaitannya dengan kesiapan gizi calon ibu serta penerapan pola asuh selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Dalam upaya mengatasi permasalahan ini, organisasi perempuan besar Muslimat NU Cabang Mamuju bekerja sama dengan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) mengadakan upaya-upaya diantaranya telah mengadakan sosialisasi literasi gizi di Puskesmas Binanga.
Acara ini melibatkan kader posyandu dan masyarakat setempat untuk lebih memperhatikan asupan gizi anak-anak, dengan fokus pada pengurangan konsumsi makanan dan minuman tinggi gula. Selama acara tersebut, terungkap bahwa sebagian besar peserta masih memberikan minuman kental manis kepada anak-anak sebagai pengganti susu setelah masa ASI eksklusif atau setelah usia 6 bulan.
By : A-Zhoem