• HOME
  • BERITA
    • DAERAH
    • NASIONAL
  • PERANGKAT
    • YKM NU
    • YPM NU
    • YHM NU
    • HIDMAT MNU
    • INKOPAN MNU
  • JEJAK & HIKMAH
  • BINCANG TOLERANSI
  • TOKOH
  • KONSULTASI
    • FIQH
    • KESEHATAN
    • WARIS
    • PERNIKAHAN
  • UCAPAN
  • TENTANG KAMI
    • Sejarah Singkat Muslimat NU
    • Bidang Muslimat NU
    • Susunan Lengkap Pengurus PP Muslimat NU 2016-2021
  • KONGRES XVIII MUSLIMAT NU
  • Login
Muslimat NU
  • HOME
  • BERITA
    • DAERAH
    • NASIONAL
  • PERANGKAT
    • YKM NU
    • YPM NU
    • YHM NU
    • HIDMAT MNU
    • INKOPAN MNU
  • JEJAK & HIKMAH
  • BINCANG TOLERANSI
  • TOKOH
  • KONSULTASI
    • FIQH
    • KESEHATAN
    • WARIS
    • PERNIKAHAN
  • UCAPAN
  • TENTANG KAMI
    • Sejarah Singkat Muslimat NU
    • Bidang Muslimat NU
    • Susunan Lengkap Pengurus PP Muslimat NU 2016-2021
  • KONGRES XVIII MUSLIMAT NU
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
    • DAERAH
    • NASIONAL
  • PERANGKAT
    • YKM NU
    • YPM NU
    • YHM NU
    • HIDMAT MNU
    • INKOPAN MNU
  • JEJAK & HIKMAH
  • BINCANG TOLERANSI
  • TOKOH
  • KONSULTASI
    • FIQH
    • KESEHATAN
    • WARIS
    • PERNIKAHAN
  • UCAPAN
  • TENTANG KAMI
    • Sejarah Singkat Muslimat NU
    • Bidang Muslimat NU
    • Susunan Lengkap Pengurus PP Muslimat NU 2016-2021
  • KONGRES XVIII MUSLIMAT NU
No Result
View All Result
Muslimat NU
No Result
View All Result
Home BERITA

Aisyah Hamid Baidowi, Penggerak Kemandirian Perempuan Nahdliyyin

Jelang Kongres XVIII Muslimat NU, mengenang tokoh perempuan Muslimat NU.

14 Januari 2025
in BERITA, KONGRES XVIII MUSLIMAT NU, NASIONAL
0
Aisyah Hamid Baidowi, Penggerak Kemandirian Perempuan Nahdliyyin
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Masa Kecil dan Pendidikan

Ibu Nyai Hj. Aisyah Hamid Baidlowi (Bu Nyai Aisyah) lahir di Jombang, 04 Juni 1940. Ia merupakan putri kedua dari KH.Wahid Hasyim dan Nyai Hj. Sholichah Munawwaroh Wahid Hasyim. Saudara Bu Nyai Aisyah diantaranya: KH. Abdurrahman Wahid, KH. Salahuddin Wahid, KH. Umar Wahid, Bu Nyai Lily Chodijah Wahid, dan KH Hasyim Wahid.

RelatedPosts

Pemotongan dan pembagian daging kurban,dikemas dengan doa tasyakuran keluarga besar PP Muslimat NU.

Tokoh Bangsa, Perempuan Muslimat NU diacara Capacity Building

Pohon Maja menjadi simbol kekuatan dan persatuan,Muslimat NU menjadi garda terdepan

Sepanjang perjalanan hidupnya, Bu Nyai Aisyah selalu berpindah-pindah tempat tinggal. Pada usia tiga tahun Bu Nyai Aisyah mengikuti orang tuanya pindah ke Jakarta. Namun, karena situasi saat itu belum aman karena pendudukan Nippon atau Jepang, ia diajak ibunya Nyai Hj. Sholichah Wahid Hasyim
kembali ke Jombang. Kembali ke tanah airnya, Bu Nyai Aisyah menempa diri di pesantren. Hingga sang ayah KH. Wahid Hasyim diangkat menjadi menteri agama pada 1945, Bu Nyai Aisyah masih mengikuti pendidikan di Jombang. Barulah saat situasi normal di Jakarta pada 1950, Bu Nyai Aisyah sekeluarga
pindah ke Jakarta.

Ketika sedang menikmati kehidupan bersama keluarganya, Bu Nyai Aisyah harus menghadapi situasi tidak mudah ketika ayahnya KH. Wahid Hasyim meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di daerah Cimahi pada 1953. Sebagai putri tertua, sejak saat itu Bu Nyai Aisyah memahami dan sadar, dirinya harus dapat berperan sebagai seorang ibu bagi keempat adiknya yaitu Salahuddin Wahid, Umar Wahid, Lily Chodijah Wahid, dan Hasyim Wahid. Hal itu dilakukan ketika sang ibu dan kakaknya, Abdurrahman Wahid sibuk kegiatan di luar. Kondisi demikian ditambah tempaan luar biasa dari sang ibu, Bu Nyai Aisyah menjelma sebagai perempuan tangguh, disiplin, dan pengayom.

Berawal dari didikan sang ibu dan memahami kiprah luar biasa sang ayah, Bu Nyai Aisyah mempunyai bekal penting untuk berperan dalam kehidupan yang lebih luas lagi. Ia juga sadar akan kiprah kedua kakeknya KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Bisri Syansuri untuk NU dan Indonesia. Di antara pesan para orang tuanya kepada Bu Nyai Aisyah ialah agar selalu mencintai NU. Secara khusus, Bu Nyai Aisyah mendapat pesan dari ibunya agar menjaga Muslimat NU.

Perempuan Nahdliyyin dan Amanat Ibunda

Ibu Nyai Aisyah Hamid Baidlowi memulai perannya dengan menjabat Ketua Fatayat NU Wilayah DKI Jakarta (1959-1962) diusia 19 tahun. Bu Nyai Aisyah tetap menjalani proses kaderisasi dari tingkat bawah meskipun ia termasuk keturunan darah biru NU. Baginya, proses berjenjang dalam aktif di organisasi akan
menempa seseorang menjadi lebih matang. Selanjutnya, ia dipercaya sebagai Bendahara Fatayat NU di tingkat pusat pada 1962-1967.

Meskipun memangku kedudukan inti di PP Fatayat, tidak menghalangi dirinya untuk aktif juga di jajaran Muslimat NU. Saat Muslimat di bawah kepemimpinan Nyai Hj. Machmudah Mawardi, Bu Nyai Aisyah membantu Muslimat NU di bidang sosial. Atas pengabdiannya di bidang sosial tersebut, ia diangkat menjadi Sekretaris II Pimpinan Pusat Muslimat NU. Kemudian pada Kongres Muslimat NU di Probolinggo tahun 1984, Bu Nyai Aisyah diangkat menjadi Ketua III PP Muslimat NU.

Pada kongres berikutnya tahun 1989 di Kaliurang, Yogyakarta, ia diangkat sebagai Ketua II PP Muslimat NU. Puncaknya, ketika Kongres Muslimat NU 1995 di Jakarta, ia terpilih sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muslimat NU melalui proses yang sangat demokratis.

Bagi Bu Nyai Aisyah menakhodai Muslimat NU adalah memikul pesan ibunya untuk menjaga Muslimat NU. Bekal kepemimpinannya dari tingkat bawah menjadi modal penting menggerakkan organisasi perempuan terbesar di Indonesia ini menjadi organisasi mandiri, maju, dan modern. Kiprahnya
untuk memajukan perempuan Nahdliyin dan perempuan Indonesia pada umumnya, dimulai ketika ia diamanahi Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) periode 1990-1995. Tentu jabatan ini diembannya sebelum ia memimpin Muslimat NU. Representasi kemandirian perempuan NU menjadi bekal berharga untuk memajukan KOWANI sebagai organisasi perempuan dari beragam perkumpulan.

Di Muslimat NU sendiri, kiprah luar biasa yang terlihat saat ini merupakan gambaran kesuksesannya mempimpin Muslimat. Dalam memimpin Muslimat, ia mengutamakan pemberdayaan ekonomi dengan mendorong Muslimat NU agar tidak hanya menjadi konsumen, tetapi juga harus menjadi produsen.

Prinsip kemandirian ini betul-betul diwujudkan oleh Bu Nyai Aisyah agar taraf hidup perempuan beserta keluarganya terbangun dengan baik. Hal ini juga sebagai langkah menciptakan kemandirian dan kreativitas perempuan Indonesia secara umum. Di antara program ekonomi yang sukses dilakukannya adalah pendirian koperasi di berbagai daerah. Pada periode kepemimpinannya, Bu Nyai Aisyah berhasil mendirikan 107 koperasi primer yang tersebar diseluruh kabupaten/kota di Indonesia, dan tiga Pusat Koperasi serta Induk Koperasi Annisa (Inkopan). Tak hanya meletakkan dasar program-program pemberdayaan ekonomi, tetapi juga mendirikan lembaga pendidikan dan kesehatan serta merealisasikan pendirian Pusdiklat Muslimat NU di Pondok Cabe, Tangerang Selatan yang kala itu digagas oleh Ketua Umum sebelumnya, Hj Asmah Sjachruni.

Dalam perjalanan kariernya, Nyai Hj. Aisyah Hamid Baidlowi telah memulai kariernya sejak tahun 1995 sampai 2013. Catatan kariernya sebagai berikut, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU periode 1995-2000. Semasa hidupnya, ia juga sangat aktif berorganisasi. Selain mengemban jabatan Ketua Umum PP Muslimat NU, Bu Nyai Aisyah juga pernah menjabat sebagai Ketua Kongres Wanita Indonesia
(KOWANI) 1990-1995, Anggota DPR RI tiga periode (1997-2009), Pengurus Dewan Pimpinan MUI (1995-2000), Ketua Umum DPP Pengajian Al-Hidayah (2000-2010), dan Ketua Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional (1999-2013).

Semasa menjabat sebagai Anggota DPR RI, ada salah satu perannya yang cukup penting yakni ia termasuk perempuan yang membidangi lahirnya Undang-Undang Perhajian Nomor 17 tahun 1999. Bu Nyai Aisyah menginginkan perhajian harus transparan dan UU tersebut menjadi payung hukum pertama
perhajian di Indonesia.

Penghargaan

Atas kiprah dan prestasi Bu Nyai Aisyah, ia mendapat sejumlah penghargaan di dalam maupun luar negeri, diantaranya dari Yayasan Asma Indonesia (1990), Manggala Karya Kencana Kelas I dari Menteri Negara Kependudukan,Kepala BKKBN (1997), Honorary Award of the Realization of World Peace and the Promotion of Education and Culture dari Soka University, Tokyo (2001).

Wafat

Bu Nyai Aisyah Hamid Baidlowi wafat pada Kamis, 8 Maret 2018 di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sekitar pukul 12.50 WIB. Jenazah Bu Nyai Aisyah dimakamkan di pemakaman keluarga di area MQ Tebuireng. Warga NU sangat berduka atas kepergiannya yang banyak mengajarkan
bagaimana kemandirian perempuan harus terwujud sebagai pondasi kemajuan sebuah bangsa.

By : A-Zhoem

Related Posts

Pemotongan dan pembagian daging kurban,dikemas dengan doa tasyakuran keluarga besar PP Muslimat NU.
BERITA

Pemotongan dan pembagian daging kurban,dikemas dengan doa tasyakuran keluarga besar PP Muslimat NU.

Tokoh Bangsa, Perempuan Muslimat NU diacara Capacity Building
BERITA

Tokoh Bangsa, Perempuan Muslimat NU diacara Capacity Building

Pohon Maja menjadi simbol kekuatan dan persatuan,Muslimat NU menjadi garda terdepan
BERITA

Pohon Maja menjadi simbol kekuatan dan persatuan,Muslimat NU menjadi garda terdepan

Next Post
Ibu Khofifah Temui Presiden,Undang Hadiri Kongres XVIII Muslimat NU,Februari 2025

Ibu Khofifah Temui Presiden,Undang Hadiri Kongres XVIII Muslimat NU,Februari 2025

Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan eksistensinya dalam dunia Islam

Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dan eksistensinya dalam dunia Islam

Ainiyah Yusuf – Gresik, Sosok yang Penuh Keteladanan

Ainiyah Yusuf - Gresik, Sosok yang Penuh Keteladanan

No Result
View All Result

Channel Youtube

https://youtu.be/lxHnD_ro48Q
  • Advertise
  • Careers
  • Hubungi Kami

© 2025 MuslimatNU.or.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • HOME
  • BERITA
    • DAERAH
    • NASIONAL
  • PERANGKAT
    • YKM NU
    • YPM NU
    • YHM NU
    • HIDMAT MNU
    • INKOPAN MNU
  • JEJAK & HIKMAH
  • BINCANG TOLERANSI
  • TOKOH
  • KONSULTASI
    • FIQH
    • KESEHATAN
    • WARIS
    • PERNIKAHAN
  • UCAPAN
  • TENTANG KAMI
    • Sejarah Singkat Muslimat NU
    • Bidang Muslimat NU
    • Susunan Lengkap Pengurus PP Muslimat NU 2016-2021
  • KONGRES XVIII MUSLIMAT NU

© 2025 MuslimatNU.or.id