Sabar yang hakiki bisa dicapai jika orang senantiasa ingat janji Allah untuk memberikan pembalasan yang baik kepadanya apabila ia mau mengekang diri dari keinginan-keinginan nafsu yang dilarang agama. Apabila ia melaksanakan tugas-tugas kewajiban yang berat, apabila ia selalu merenungkan bahwa semua bencana itu terjadi karena ditentukan oleh Allah sehingga harus diterima sepenuhnya. Sabar seperti ini merupakan sarana bagi setiap keberhasilan dan dengan sabar tingkat ini segala perintah maupun larangan agama dapat dipatuhi dengan sempurna.
Menurut riwayat Imam Ahmad ra, bahwa jika pada suatu ketika Rasulullah SAW mendapatan kesulitan (kesusahan) segera beliau melakukan sembahyang. Disini sembahyang yang menjadi sarana untuk mencapai ketenangan jiwa, oleh karena sembahyang itu tempat manusia mengadakan dialog dengan Tuhannya. Hasil dari dialog itu ialah pengakuan diri pada kebesaran Tuhan dan pengakuan ini membawa manusia pada rasa wajib melakukan pengabdian. Sembahyang seperti ini bisa terwujud apabila dilakukan dengan penuh kekhusyu’an, penuh ketenangan serta penuh konsentrasi.
Sumber :
Wijaya, KH Ahmad Hamid. 1989. Tafsir Al-Mahmudy Juz 1. Penerbitan Khusus Intern NU.