Tuhan mengajarkan kepada Adam jenis-jenis ciptaanNya, baik nama, bendanya, ciri-cirinya, kepentingan-kepentingannya sekaligus kemudian diperlihatkan kepada para Malaikat dan disuruhnya menyebutkan nama dari benda-benda itu yang kemudian ternyata mereka tidak sanggup karena memang belum diberitahukan oleh Tuhan. Selanjutnya atas perintah Tuhan, Adam menyebutkan nama-nama itu sementara itu Tuhan menegaskan kepada para Malaikat penguasanya yang mutlak atas segala apa yang gaib di bumi dan planet – planet lainnya termasuk juga apa yang dinyatakan para malaikat maupun yang terkandung dalam hati mereka. Demikianlah jalan dialog selanjutnya.
Dalam ayat-ayat ini ditunjukkan dengan kedudukan manusia terhadap makhluk-makhluk lainnya, juga ilmu terhadap ibadah, sebab ditilik dari segi ibadah maka Malaikat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Adam namun begitu mereka tidak memperoleh hak untuk kedudukan Khalifah yang memerlukan persyaratan ilmu dan pengetahuan yang luas.
Sumber :
Wijaya, KH Ahmad Hamid. 1989. Tafsir Al-Mahmudy Juz 1. Intern Warga Jam’iyyah Nahdlatul Ulama.