“Kebahagiaan dan hiburan tersendiri, ketika harus stay at home atau di rumah saja akibat adanya pandemi covid-19. Kami bisa panen sayuran,” ungkap Aminah. Rasa bahagianya ini cukup berasalan, ditengah pandemi covid, ia dan keluarganya masih bisa memberikan yang terbaik ditengah kondisi ekonomi yang merosot.
Ibu Hj. Aminah Ulfah, M.Pd.I adalah salah satu dari ratusan ibu rumah tangga yang mengikuti program keluarga binaan Muslimat NU. Program ini memang dikhususkan untuk membantu masyarakat dalam hal ketahanan pangan di tengah pandemi yang belum jelas kapan berakhirnya ini. “Meskipun tidak setiap hari memanen, budikdamber atau budidaya ikan lele dalam ember, merupakan hiburan tersendiri saat masa pandemi covid-19 yang mengharuskan kami stay at home,” katanya dengan penuh semangat saat Monitoring dan Evaluasi Keluarga Binaan dan Laskar Muslimat NU Cegah Covid -19.
“Saya merasakan senang bisa makan ikan dan sayur tanpa harus beli, setelah menanam benih dan akhirnya panen lele maupun tanaman yang lainnya baik itu kangkung, mentimun, slada dan sawi. Seperti di ceritakan oleh ibu Aminah, salah satu keluarga binaan kabupaten Gresik
Namun yang dirasakan Aminah tidak hanya itu, dirinya bisa menjadi lebih bersemangat menjalani masa pandemi ini. “Selain sebagai hiburan, juga seakan-akan menjadi wisata gratis, minimal buat keluarga saya. Bahkan lingkungan sekitar. Terbukti tetangga kanan kiri rumah juga ikut melihat-lihat kebun mungil saya. Mereka juga mulai bertanya tentang proses beternak lele. Hiburan gratis tersebut, diharapkan bisa meningkatkan imun, karena bahagia berimbas pada kesehatan mental kita,” ujarnya.
Ibu Aminah yang merupakan koordinator program keluarga binaan dan laskar santri Muslimat NU Gresik berkisah bahwa pada awalnya memang tidak gampang. Beberapa pertanyaan bergelanyut dalam dirinya. Apa bisa budidaya lele di ember. Namun setelah dibimbing dan diberikan pemahaman oleh para mentor akhirnya mengerti dan bisa menjalankan program ketahanan pangan. “Saya sekarang bisa bahkan menikmati hasilnya,” tambahnya sambil tersenyum simpul.
Sementara panen hanya untuk konsumsi pribadi tidak untuk dijual. Sebagian dibagikan untuk para tetangga kebetulan juga besarnya ikan tdk bersama artinya satu ember untuk 30 ekor lele itu bisa dipanen untuk beberapa kali bisa selama satu minggu. “ Alhamdulillah ada dua keluarga yang sekarang mandiri melanjutkan program dg menggunakan kolam permanen dan kolam semi permanen. Kalau yang ini tujuannya untuk dijual,” ungkap Ibu Aminah.
Dikatakan oleh Ibu Aminah bahwa secara teknis budidaya lele dalam ember memang ada kendalanya. Ia menyebut bahwa pada awal banyak kendala seperti berapa lele yang mati. Hal itu karena kurangnya pengalaman. Ternyata penyebabnya adalah lele tersebut sedikit-sedikit dikasih makan, jadi malah mati, “cerita bu Aminah sambil tergelak tertawa lepas.
Sementara untuk program Laskar Santri cegah Covid ada beberapa catatan. “Catatan yang peling penting adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya covid-19. Sehingga Laskar Muslimat NU perlu koordinasi dengan pihak Puskesmas. Saya bersyukur sekali dengan adanya Laskar Muslimat NU Cegah Covid-19 dan saya ditunjuk sebagai koordinator dari 10 keluarga untuk membantu terwujudnya keluarga SAJA (Saling Jaga) Muslimat NU,” pungkasnya. (Etika Nailur Rahma)