muslimatnu.com. Dikisahkan oleh Ibnu Quddamah al-Maqdisi dalam kitab At-Tawwabin tentang peziarah sufi yang kelaparan dengan seorang dokter yang beragama Nasrani. Cerita ini dimulai ketika 40 peziarah sufi terdampar di daerah sekitar Baghdad karena bekalnya telah habis.
Mereka memutuskan berhenti dengan tanpa makanan sedikitpun. Salah seorang diantara mereka yang telah uzur usianya berkata, “Wahai kawan-kawanku, sesungguhnya Allah SWT mengizinkan hambanya berikhtiar. Carilah sekiranya ada orang yang berempati dan memberi kita makan,” pungkas sesepuh sufi itu.
Kemudian salah satu diantaranya diutus pergi dan berharap ada orang yang mau membantu kesulitan makanan yang sedang mereka alami. Ia menelusuri sudut-sudut kota Baghdad dengan penuh pengharapan. Namun usahanya nihil. Karena kelelahan ia kemudian memutuskan beristirahat di sebuah toko obat yang kebetulan milik seorang Dokter Nasrani.
Suasana toko tengah ramai dan padat. Banyak pelanggan yang datang sehingga tampak dokter pemilik toko sibuk melayani. Akan tetapi di tengah kesibukannya, dokter tersebut melihat sufi duduk dengan kondisi lemas.
Dokter kemudian mendatanginya dan berkata. “Apa yang terjadi padamu, apakah anda sakit?”. Dengan sigap dokter memegang tangan utusan peziarah sufi dan dan memeriksa denyut nadinya. “Saya tahu persis penyakit yang mendera Anda,” kata sang dokter. Kemudian ia memanggil pembantunya dan memerintahkan untuk ke pasar membeli satu bungkus roti, daging panggang, dan satu kantong manisan.
Tetapi utusan para sufi itu tadi tidak melupakan para temannya. Ia kemudian bercerita bahwa ada 40 temannya yang kelaparan. Dokter Nasrani itupun kemudian berangkat bersama utusan peziarah sang sufi ditemani pembantunya. Setibanya di lokasi di mana rombongan, sang Dokter dan pembantunya tidak ikut masuk hanya menunggu di luar.
Utusan sufi itu masuk dan disambut dengan gembira. Ia berkisah bahwa dirinya ditolong oleh seorang dokter. Akhirnya rombongan sufi tahu kalau semua makanan itu pemberian Dokter Nasrani. “Jika begitu, maka apakah kalian rela menyantap makanan dari Dokter Nasrani ini dengan lahap, tanpa memberikannya hadiah sedikitpun?” celetuk sesepuh sufi.
Secara spontan, mereka saling pandang, lantas mereka menahan diri sejenak dari keinginan makan. Mereka semakin bingung, hadiah apa yang hendak diberikan sebagai balasan itu. “Berdoalah kalian semua kepada Allah, sebelum menyantap makanan pemberiannya agar si Dokter Nasrani diselamatkan dari api nereka,” ujar sespuh sufi memberikan saran. Ide brilian tersebut lantas diterima.
Lantas para sufi itu berdoa dan di dengar oleh sang dokter. Ia tergugah dengan sikap para sufi itu yang ternyata tidak rakus dengan makanan, meski mereka sangat kelaparan. Justru mereka menahan diri dan mendoakan keselamatan dirinya. Tak menunggu lama, ia segera mengetuk pintu dan masuk, lalu mengungkapkan kekagumannya dan mengucapkan dua kalimat syahadat. ( disadur dari laman pecihitam.com)