muslimatnnu.or.id. Rasulullah Muhammad SAW adalah teladan sempurna bagi umatnya. Salah satunya adalah teladan dalam pergaulannya dengan orang-orang non muslim seperti Yahudi dan Nasrani. Ada beberapa kisah beliau tentang hal ini yang sangat layak dijadikan contoh.
Disebutkan dalam sirah Ibnu Ishaq dikisahkan suatu hari sekelompok Kristen dari Bani Najran mengunjungi Madinah. Saat sampai di kota tersebut, rombongan bani Najran ini langsung masuk ke masjid Nabawi. Padahal saat itu, masuk waktu Ashar, Rasulullah SAW dan para sahabat baru melaksanakan sholat.
Namun yang mengejutkan rombongan Bani Najran yang berjumlah 14 orang juga bersiap sembahyang ala Kristen. Mereka menghadap ke arah Timur. Melihat hal tersebut para sahabat berencana melarang mereka. Namun Rasulullah SAW justru membiarkannya. Maka jadilah dalam masjid, rombongan Kristen Najran tersebut melakukan ibadahnya. Setelah mereka selesai beribadah, Nabi Muhammad memperlakukan rombongan Kristen Najran dengan baik.
Dalam sejarahnya, Rasulullah SAW bahkan menjalin hubungan diplomasi dan memberikan perlindungan pada mereka. Rasulullah meminta Ali bin Abi Thalib untuk menulis surat perjanjian damai antara Rasulullah dengan penduduk Kristen Najran. Dalam surat tersebut, Rasulullah menjamin kesalamatan Bani Najran, dan Nabi melarang untuk menyakiti anak-anak, wanita, dan para pemuka agama Najran. Pun Nabi dengan keras melarang untuk menghancurkan Gereja.
Surat perjanjian damai Rasulullah Muhammad SAW kepada Kaum Najran dimulai : “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha penyayang. Isi perjanjian tersebut adalah jaminan perlindungan bagi penduduk Najran dan sekitarnya, yaitu jaminan perlindungan dari Allah dan Nabi Muhammad utusan Allah atas agama, tanah, harta, dan kafilah mereka, baik yang hadir maupun tidak hadir. Semisal mereka tidak mengubah apa yang sudah ada dan tidak mengubah hak-hak mereka. Uskup, pendeta, dan penjaga gereja mereka tidak boleh diganggu apa yang ada di tangan mereka baik sedikit ataupun banyak. Mereka tidak boleh diusir dari tanah mereka, dan tidak boleh diambil 1/10 dari mereka. Tanah mereka tak boleh diinjak oleh tentara.
Di kisah lainnya disebutkan suatu hari jenazah seorang Yahudi lewat di depan Nabi. Lalu beliau berdiri. Kemudian para sahabat berkata, “Itu adalah jenazah Yahudi!” Lantas Rasulullah saw berkata,”Bukankah dia juga manusia?” Apa yang dilakukan Nabi Muhammad saw adalah sikap menghargai semua orang walaupun berbeda suku, ras, dan agama.
Dalam kitab Ghairu al Muslim fi almujtama’ al Islami karya Yusuf Qardhawi bahwa Nabi Rasulullah SAW ketika hidup di Makkah dan Madinah tak sungkan-sungkan untuk bergaul dengan non-Muslim. Nabi saw kerap menyempatkan diri untuk bertandang dan bersilaturahmi dengan pada tetangga yang non-Muslim. Pun ketika ada tetangga yang non-muslim sakit, Nabi tak sungkan untuk mengunjungi dan berbela sungkawa bila ada yang meninggal.
Nabi Muhammad selama di Madinah memiliki sahabat dekat, seorang Yahudi. Namanya Mukhairiq. Ia adalah seorang pendeta Yahudi yang sangat alim, sekaligus seorang hartawan nan kaya raya. Sumber kekayaan Mukhairriq adalah kebun kurma yang terbentang di sepanjang kota Madinah. Saat perang Uhud pada tahun ke-3 hijriah, Mukhairiq ikut serta membantu Rasulullah SAW dan kaum muslimin. Yang unik, sebelum ia terjun ke medan tempur, ia sempat berwasiat seandainya dirinya meninggal dalam peperangan ia akan menghibahkan seluruh hartanya untuk digunakan Rasulullah demi kepentingan umat Muslim Madinah.
itulah beberapa kisah-kisah Rasulullah SAW ketika bergaul dengan non muslim. Semoga bermanfaat dan bisa dijadikan contoh pergaulan kita sebagai umat Islam. (Disadur dari laman nu or.id)