MuslimatNU.or.id – Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kabar duka datang dari keluarga pesantren Tebuireng Jombang. Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH. Salahuddin Wahid atau akrab dipanggil Gus Sholah wafat pada Ahad, 2 Februari 2020, di RS Harapan Kita Jakarta, pukul 20.59 WIB.
“Inna lillahi wa Inna ilaihi raji’un. Telah berpulang ke Rahmatullah Gus Sholah, pada pukul 20:59 Di RS. Harapan kita. Semoga beliau Husnul Khotimah di ampuni segala dosanya, di terima amal ibadahnya dan di kumpulkan di surga-Nya bersama para KekasihNya.” demikian pesan yang ramai di media sosial dan dibenarkan oleh redaksi Tebuireng Online.
Gus Sholah lahir pada 11 September 1942 di Jombang, Jawa Timur dari pasangan KH. Wahid Hasyim-Sholichah. Gus Sholah remaja lulus dari SMAN 1 Jakarta. Beliau melanjutkan menimba ilmu di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan teknik arsitektur. Semasa mahasiswa Gus Sholah aktif berorganisasi. Tercatat pernah menjadi anggota senat mahasiswa ITB, Bendahara Dewan Mahasiswa ITB, Komisariat PMII ITB, Wakil Ketua PMII Cabang Bandung, serta anggota Dewan Pengurus Pendaki Gunung Wanadri. Semangat berorganisasi berlanjut diantaranya pernah menjadi Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Pada masa awal reformasi 1998, Gus Sholah sempat menjadi anggota MPR. Pada tahun 2002 menjabat sebagai Wakil Ketua Komnas HAM sejak 2002. Beliau juga memimpin TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) guna menyelidiki kasus Kerusuhan Mei 1998, kemudian Ketua Tim Penyelidik Adhoc Pelanggaran HAM Berat kasus Mei 1998. Di panggung politik Gus Sholah pernah menjadi calon wakil presiden berpasangang dengan Wiranto di tahun Pilpres 2004. Gus Sholah lalu menjadi anggota Dewan Etik Mahkamah Konstitusi. Kemudian beliau mengundurkan diri pada 2018 karena sakit. Posisinya lalu digantikan oleh Ahmad Syafii Ma’arif, sesepuh Muhammadiyah.
Gus Sholah menjadi pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur pada tahun 2006. Pada 2010 dan 2015 Gus Sholah maju menjadi calon Ketum PBNU. Menikah dengan Farida, putri mantan Menteri Agama Syaifudin Zuhri. Mereka dikaruniai tiga orang anak yakni Irfan Asy’ari Sudirman (Ipang Wahid), Iqbal Billy, dan Arina Saraswati. Selama hidupnya, Gus Sholah juga suka bergelut dengan dunia literatur. Dia pun sudah menghasilkan sejumlah karya yang telah dibukukan. Di antaranya, Negeri di Balik Kabut Sejarah (November 2001), Mendengar Suara Rakyat (September 2001), Menggagas Peran Politik NU (2002), Basmi Korupsi, Jihad Akbar Bangsa Indonesia (November 2003), Ikut Membangun Demokrasi, Pengalaman 55 Hari Menjadi Calon Wakil Presiden (November 2004).
Selamat jalan Gus Sholah Semoga Allah Memberkahi.