Senin, 3 Oktober 2022, ” Ini pertemuan penting, bahwa kepemimpinan menjaga keberagaman dan keber-agama-an warganya, jangan ada penganut agama tertekan pada sebuah kepemimpin” ucap tegas gubernur Jawa Timur, Ketua Umum PP Muslimat NU Hj.Khofifah Indar Parawansa dalam kegiatan sarasehan dan Deklarasi Tokoh Perempuan Lintas Agama, dengan tema ”Spirit Moderasi Beragama, Bangkit Lebih Kuat, Pulih Lebih Cepat“ digagas oleh Pimpinan Pusat Muslimat NU bekerjasama dengan Puslitbang Bimas Agama Balibang Diklat Agama Kemenag RI.
Kegiatan diawali seremonial doa bersama juga khusus untuk korban tragedi Kanjuruhan Malang. Kegiatan diawali serangkaian seremonial pembukaan yang dibuka resmi oleh Prof.Dr. Suyitno,M.Ag Kepala Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI.
Dalam kesempatan yang sama Ketua Umum PP Muslimat NU Hj. Khofifah menuturkan pada penguatan nilai-nilai prespektif religiutis,humanitas saling menghormati, nasionalitas, permusyawaratan dan keadilan sosial, lima pilar ini menjadi bagian ruh breakdown dasar negara 5 (lima) sila dari Pancasila.
Penghormatan pada prinsisp Almuhafadhotu ‘alal maal bahwa keadilan, kekayaan alam yang dimiliki negara adalah untuk warga. Almuhafadhotu ‘alal adl dari perspektif narasi konsep dan praktek keadilan dan kebebasan berpendapat. Almuhafadhotu ‘alannafs ihtiar dan pengejawantahan pemulihan dari masa pandemik selama 2 (dua) tahun terahir. “Ihtiar nyata dan deklarasi ini menjadi momentum indahnya kebersamaan, mengedepankan kasih sayang,kerukunan dan perdamaian”,imbuh ibu Khofifah.
Salah satu peserta deklarasi yang hadir offline Bunda Maria atau pendeta Pdt. Maria A. Huliselan, MA dari Majelis Pekerja Harian PGIW (Persekutuan Geraja-gerja di Indonesia) Jawa Timur menyatakan Deklarasi Tokoh Perempuan Lintas Agama yang di gagas Muslimat NU di Jawa Timur, “menurut saya Muslimat NU ikut andil besar membawa perempuan menyadari tanggung jawabnya untuk menjaga sikap toleransi beragama dan membawa spirit moderasi bagi perempuan untuk membangun kerukunan ditengah-tengah keberagaman di tanah air tercinta” ungkap satu-satunya pendeta perempuan di Majelis Pekerja PGIW ini.
Kegiatan dilaksanakan secara hibryd dihadiri ratusan participans zoom meeting dari ibu-ibu Muslimat NU dalam dan luar negri, dan offline di gedung BPSDM Prov. Jawa Timur. Hadir turut serta dalam deklarasi tokoh agama perempuan perwakilan dari unsur Wanita Katholik RI Jawa Timur, Wanita Theravada Indonesia Jawa Timur, Wanita Hindu Dharma Indonesia Jawa Timur, Wanita BuddistIndonesia Jawa Timur, Wanita Kristen Persekutuan gereja-gereja Indonesia (PGIW) Jawa Timur, pimpinan Wilayah ‘Aisyiah Jawa Timur, Pimpinan Wilayah Nasyiatul ‘Aisyiah Jawa Timur, Pimpinan Wilayah Fatayat Jawa Timur, Pimpinan Wilayah IPPNU Jawa Timur, Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Kab. Sidoarjo, Kab.Mojokerto, Kota Mojokerto, Kab. Jombang, Kab. Pasuruan, Kota Pasuruan, Kab.Bangil, Kota Malang dan Lamongan.
Naskah DEKLARASI TOKOH PEREMPUAN LINTAS AGAMA, KAMI TOKOH PEREMPUAN LINTAS AGAMA DENGAN INI MENYATAKAN :
- SIAP MENJAGA // KEBERAGAMAN BERAGAMA // DALAM BINGKAI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA //
- BERTEKAD // MEMBANGUN DAN MENJAGA // KERUKUNAN UMAT BERAGAMA // DENGAN MENGEDEPANKAN // PRINSIP TOLERANSI // DAN SALING MENGHORMATI//
- MENOLAK // SEGALA BENTUK PROVOKASI // YANG BERTUJUAN // UNTUK MEMECAH BELAH PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA//
- MENDUKUNG // KEBIJAKAN MODERASI BERAGAMA // YANG DICANANGKAN OLEH // PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA//
- MENYERUKAN // KEPADA UMAT BERAGAMA // UNTUK MENJALANKAN // HAK DAN KEWAJIBAN // SESUAI AJARAN AGAMANYA//.
Kontributor : A-Zhoem