KUPANG, Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama ( PP Muslimat NU) menjadikan penanganan stunting atau kekerdilan di Nusa Tenggara Timur menjadi perhatian serius semua pihak termasuk NU sendiri.
“Kita memang di Muslimat NU tidak hanya konsen di bidang agama saja, tetapi juga di bidang pendidikan dan salah satunya kesehatan sehingga kami merasa bahwa stunting ini perlu ditangani bersama,” kata Ketua Bidang Kesehatan PP Muslimat NU dr. Erna Yulia Soefihara di Kupang, Rabu, (16/3/2022).
Hal ini disampaikannya disela-sela diskusi edukasi gizi dan pencarian fakta penggunaan susu kental manis sebagai minuman Balita di Masyarakat.
PP Muslimat NU sendiri ujar dr.Erna, ingin turun mengentaskan masalah stunting di NTT ini karena memang masalah stunting secara nasional menjadi perhatian pemerintah bahkan sudah ada instruksi presiden dan kemudian turunan pergub-nya.
“Tema yang diangkat berkaitan dengan susu kental manis ini karena memang berdasarkan data yang diperoleh dari YAICI, salah satu penyebab stunting beberapa daerah di Indonesia ini karena si anak mengkonsumsi susu kental manis yang sebenarnya tidak cocok buat anak-anak apa lagi balita,” ujar dia.
Erna menjelaskan diskusi bersama yang melibatkan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) serta ahli gizi dari Kota Kupang nantinya akan mendapatkan solusi untuk penanganan stunting di NTT.
Ia menambahkan bahwa berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 berdasarkan laporan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 15 Kabupaten di NTT berkategori zona merah masalah stunting.
Berdasarkan Lima Kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT) masuk dalam prevalensi sepuluh daerah dengan angka kekerdilan atau stunting tertinggi dari 246 Kabupaten/Kota yang menjadi prioritas percepatan penurunan stunting di Indonesia.
By: A-Zhoem