muslimatnu.or,id. Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU (YKMNU) akan terus merevitalisasi layanan sosial dan kesehatan. Hal itu penting dilakukan mengingat banyak perubahan yang diakibatkan oleh masa pandemik sekarang ini. Menjadi penting bagaimana layanan dari YKM MNU dapat beradaptasi dengan kondisi yang ada.
Hal itu dikemukakan oleh Ketua YKMNU Pusat Hj Endang Sulistina Umar dalam webminar yang bertema “Revitalisasi Perangkat Muslimat NU” pada Selasa (20/10/2020) Ibu Endang menambahkan bahwa yang bergerak bidang kesehatan sosial dan layanan sosial yang bersifat kontinyu dan terus menerus harus mampu beradaptasi dengan keadaan sekarang. “ Webminar kali ini kedua layanan tersebut beradaptasi dalam masa pandemi. Maka kami mengundang narasumber yang kompeten dalam bidangnya,” ungkap Ibu Hj Endang.
Hal itu dilakukan dengan menggelar Webinar dengan tema “Kebijakan Pemerintah terhadap Layanan Sosial dan Kesehatan di Masa Pandemi” dalam rangka Pra Mukernas VI YKMNU pada Selasa (20/10).
Sementara itu, Ketua Pusat Pengembangan Profesi Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial, Kementerian Sosial Tati Nugrahati mendorong Muslimat NU melalui Yayasan Kesejahteraan Muslimat Nahdlatul Ulama (YKMNU) untuk melakukan akreditasi guna meningkatkan pelayanannya.
Berdasarkan UU Nomor 11 tahun 2009, akreditasi dilakukan oleh BALKS sebagai lembaga independen terhadap lembaga di bidang kesejahteraan sosial, baik milik pemerintah, pemerintah daerah, maupun masyarakat. Hal tersebut dilaksanakan untuk menentukan tingkat kelayakan dan standardisasi penyelenggaraan kesejahteraan sosial.
“Akreditasi adalah penetapan tingkat kelayakan standardisasi di lembaga di bidang kesejahteraan sosial yang didasarkan pada penilaian program sumber daya manusia manajemen dan organisasi sarana dan prasarana dan hasil pelayanan kesejahteraan sosial,” terang Tati Nugroho. Sertifikat akreditasi ini penting sebagai bentuk data informasi secara legal guna pemberian bantuan sosial.
Sedangkan panelis lainnya, bapak Sundoyo Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa banyak tantangan dalam proses digitalisasi kesehatan. “Harus ada yang dilakukan dalam menghadapi digitalisasi kesehatan saat ini kesiapan sumber daya manusia, budaya kerja, teknologi dan infrastruktur, regulasi, hubungan antara tenaga kesehatan dan pasien serta perlindungan data,” ungkap Sundoyo.
Ditambahkan oleh Sundoyo bahwa Kementerian Kesehatan telah mengembangkan dengan layanan e-Health. “e -Health adalah layanan sistem informasi kesehatan yang diselenggarakan secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk pelayanan dan informasi kesehatan. Nantinya pelayanan menjadi efektif dan efisien,”ujarnya.
Webminar kali ini diikuti dari PW, PC maupun PCI Muslimat NU. Acara dilanjutkan dengan koordinasi menjelang Mukernas YKMNU.