Ketua Umum PP Muslimat NU Menegaskan Perlunya Mengedukasi Masyarakat Tentang
Memandikan dan Menyolatkan Jenazah Covid-19
Pontianak. Pimpinan Wilayah Muslimat NU Kalimantan Barat baru saja menggelar Riyadhoh dan Doa Bersama untuk keselamatan bangsa. Acara yang mengusung tema ”Doa Bersama Untuk Indonesia Sehat, Selamat Dari Wabah Corona” ini dilaksanakan melalui zoom meeting dan disiarkan langsung di Channel Youtube Muslimat NU, dan bertitik pusat di Sekretariat Muslimat NU, yaitu di kediaman Dra.Hj. Isriyah selaku ketua PW Muslimat NU Kalimantan Barat. (15/7/2021)
Doa bersama ini dihadiri oleh Ketua Umum PP Muslimat NU Hj. Khofifah Indar Parawansa, Hj.Nurhayati Said Aqil Siradj, MA dan seluruh PW, PC, PAC Muslimat NU se Indonesia, serta Pimpinan Muslimat NU Cabang Istimewa dari Taiwan, Hongkong dan Arab Saudi.
Ketua Umum PP Muslimat NU dalam hal ini memberikan pengarahan kepada partisipan yang tergabung dalam zoom meeting, dan khususnya seluruh kader Muslimat NU seluruh Indonesia.
Sebelum memberian pengarahan Ibu Khofifah memutarkan sebuah video sebagai motivasi agar warga Muslimat NU tetap mematuhi protokol kesehatan dan mensosialisasikan hal-hal yang berhubungan dengan covid-19. Seperti tentang perlunya isloasi mandiri, perlunya memberlakukan PPKM atau lockdown dan hal lain yang berhubungan dengan covid-19 dengan benar. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan referensi tambahan untuk Muslimat NU apabila menemukan orang yang ragu terhadap sebaran covid-19.
“ Saya ingin menyampaikan bahwa saat ini kita perlu mengedukasi masyarakat, seperti melakukan TOT Pemulasaran Jenazah covid -19 bagi relawan Muslimat NU, TOT ini sudah di lakukan oleh Muslimat NU di Sidoarjo dan bulan Juni yang lalu Muslimat NU Surabaya juga sudah memulai” tuturnya.
Menurutnya pembekalan ini perlu dilakukan karena seringkali pertanyaan tentang jenazah covid dijadikan sesuatu yang masyarakat perlu edukasi seperti bagaimana memandikannya, apakah jenazah covid-19 dikafani atau tidak. dan bagaimana menyolati jenazah covid-19, dan sebagainya.
‘Saya sudah meminta jenazah covid-19 untuk disholatkan, di rumah sakit milik pemerintah kota atau daerah dengan prokes yang berlaku. Kemudian Kalau ada keluarga yang ingin menyaksikan jenazah keluarganya yang terkena covid-19, saya meminta untuk diberi kesempatan untuk mereka, kasih APD, namun APD tersebut dilepas oleh tim jangan melepas sendiri.
Kalau ada keluarga yang ingin menyapa pasien covid-19 beri kesempatan, barangkali ada hal-hal yang ingin disampaikan. Beri kesempatan untuk saling bersapa, melalui cara cara yang memungkinkan”imbuh Gubernur Jawa Timur ini.
Ketua PP Muslimat NU,Ibu Gubernur Jawa Timur dalam kesempatan tersebut memberikan contoh, bahwa ia pernah menyapa pasien covid-19, dengan menitip video call melalui perawat. Menurutnya ada ibu-ibu pasien covid-19 yang ingin bertemu dengannya. “Artinya pola pola seperti ini relative lebih fleksibel. Bagaimana kita melakukan penghormatan, apa yang bisa kita lakukan. Ya tentu cara-cara tersebut harus sesuai dengan Prokes. Intinya beri kesempatan pada keluarga jenazah yang ingin menyaksikan dan menyolatkan jenazah keluarganya” tuturnya.
Ia menyampaikan bahwa muslimat NU saat ini banyak PR untuk berdakwah dilingkungan keluarga maupun masyarakat, karena tantangan nahdliyin semakin banyak dan kompleks, ia menegaskan bahwa ikhtiar Muslimat NU perlu dintensifkan lagi.
“Kita sudah melakukan berbagai macam ikhtiar, dan perlu melakukan ikhtiar yang lain yang lebih intensif, terus kuatkan ikhtiar lahir dan ikhtiar batin, mudah -mudahan seluruh dhurriat dan keluarga besar Muslimat NU yang sedang sakit karena covid-19, Allah SWT segera angkat penyakitnya dan diberi kesembuhan, semoga yang meninggal karena covid-19 dipanggil dengan khusnul khotimah” imbuh Ibu Khofifah mengahiri sambutan dan arahannya.
Kontributor : Siti Maulida
Editor : A-Zhoem