muslimatnu.or.id. Ragam aplikasi hybrid telah digunakan oleh Muslimat NU. Terlebih dalam pelaksanaan Rakernas dan Mukernas 2020 ini. Dalam berbagai kegiatannya aplikasi ini digunakan mulai dari form pendaftaran hingga sidang komisi.
Acara Rakernas dan Mukernas Muslimat NU yang berlangsung di Malang ini tidak hanya dilakukan secara langsung tetapi juga dengan media virtual. Hal ini mengejutkan mengingat anggota Muslimat NU sebagian adalah belum melek IT.
Ketua Umum Muslimat NU mengungkapkan ada 55 kali webminar yang diselenggarakan sebelum acara Mukernas berlangsung. “ Meskipun Muslimat NU adalah terminasi akhir dari proses kaderisasi di lingkungan Muslimat Nahdlatul ‘Ulama, pengurus dan anggotanya rata-rata diatas usia 40 tahun namun dengan dihadapkannya percepatan perubahan revolusi industri 4.0. Padahal para ibu dipaksa belajar memahami dan praktik menggunakan android yang merupakan salah satu sistem operasi atau operating system berbasis mobile utamanya pada telepon pintar (smartphone), tablet ataupun laptop,” ungkap ibu Khofifah.
Ragam aplikasi hybrid ini dipraktikkan peserta mulai dari pendaftaran, cek kesehatan, absensi di berbagai sesi, akses terhadap makalah yang disampaikan oleh sejumlah nara sumber, seminar dan pendaftaran pembuatan dan pengolahan data. Tak hanya itu nantinya ada aplikasi Kartamus atau Kartu Tanda Anggota Muslimat NU yang juga menggunakan aplikasi hibryd.
Bahkan dalam rangkaian sesi pembahasan komisi, penggunaan tehnologi hybrid ini direalisasikan di sidang komisi dan Mukernas 5 (perangkat) Muslimat NU Ibu Khofifah Indar Parawansa, diawali dengan arahan Ketua Badan Pembina 5 (lima) Perangat YKM,YPM,YHM, HIDMAT dan Inkopan. Para peserta diwajibkan menggunakan laptop dalam sidang komisi untuk masuk dalam aplikasi zoom.
Para peserta Rakernas dan Mukernas Muslimat NU bisa diikuti ratusan peserta sampai ke Ranting, Anak Ranting melalui aplikasi zoom. Tentu saja ini sebuah kemajuan mengingat proses digitalisasi dalam tubuh Muslimat NU terus dikembangkan sampai saat ini.