musilmatnu.or.id. PAC Muslimat NU Jenggawah Jember bantu korban banjir di desa Wonoasri. Bantuan berupa sembako dan diserahkan langsung oleh ketuanya sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama yang mengalami musibah.
“Ini sebagai bentuk simpati kami terhadap saudara-saudara kita yang dapat musibah,” ujar Ketua PAC Muslimat NU Jenggawah, Jember, Siti Maimunah usai menyerahkan bantuan kepada korban banjir di Dusun Kraton, Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Jember. Adapun bentuk bantuan yang dibagikan berupa mi instan, beras, minyak goreng, dan air mineral.
Sejak bencana banjir terjadi pada Selasa (12/1) lalu, setidaknya sudah ada tiga gelombang pengurus NU Kecamatan Jenggawah yang mengunjungi dan membagikan bantuan untuk korban banjir . Utamanya di wilayah Desa Wonoasri, Kecamatan Tempurejo, Jember
Seperti diketahui banjir bandang melanda beberapa daerah di Jember. Desa Wonoasri adalah yang paling arah terkena dampaknya. Walaupun tidak ada korban jiwa, namun banjir bandang mengakibatkan 100 lebih warga mengungsi ke Balai Desa Wonoasri. Tidak hanya itu, banjir juga menggenangi puluhan hektare sawah dan pemukiman warga.
“Tiada maksud lain kecuali hanya bersimpati, dan kami berharap semoga keadaan korban cepat pulih, baik ekonomi maupun lainnya,” ungkap ibu Siti Maimunah sempat dikutip dari laman nu.or.id.
Pada kesempatan tersebut hadir pula Ketua MWCNU Jenggawah, Kabupaten Jember, H Sucipto. Menurutnya bahwa NU harus tampil untuk terus memberi manfaat bagi masyarakat. Sebab, eksistensi sebuah organisasi terletak pada azas manfaatnya. Dan untuk bisa memberi manfaat bagi masyarakat, tidak perlu menunggu kaya. “Yang penting kita (NU) harus berbuat sesuatu, apalagi terhadap korban banjir yang notabene juga warga NU. Sekecil apapun kita harus bisa bermanfaat untuk orang lain,” katanya.
Ditambahkan oleh Sucipto dengan memberi manfaat kepada masyarakat, maka berarti NU juga telah ikut mencegah penyebaran radikalisme. Sebab masyarakat yang dilayani, apalagi merasa telah mendapat manfaat dari NU, tentu tidak akan mudah tergoda oleh ajakan atau propaganda pihak lain. “Karena mereka merasa dilayani, dan kita (NU) memberi manfaat. Kalau mereka dilayani pihak lain, bisa jadi mereka terjebak ikut mereka, padahal pihak lain punya agenda meski samar,” pungkasnya.