“Muslimat NU berkualitas seutuhnya”, menjadi tema utama dalam acara Baksos dan Pelatihan Membatik di Ngaglik dibawah langsung Bidang Tenaga Kerja Muslimat NU Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kegiatan dalam rangka HARLAH Muslimat NU ke-76 dilaksanakan dengan semangat aplikasi ekonomi basis anggota dan Majelis Taklim Muslimat NU. Adapaun kegiatan disupport penuh dengan biaya mandiri, setelah tahun sebelumnya mendapatkan suplement dana TKM (Tenaga Kerja Mandiri) dari Kementerian Tenaga Kerja RI.
Selanjutnya berikut disajikan tatacara, bahan dan tips membuat “Batik Jumputan”. Bahan yang dibutuhkan dalam membuat “Batik Jumputan” adalah :
- Kain yang jenisnya mori prima, blaco, atau primissima
- Pewarna dan penguatnya dalam satu kemasan, bisa memakai Wenter atau Wantex
- 2 liter air untuk satu kemasan pewarna
- 2 sendok makan garam, cuka secukupnya,
- Karet gelang
- Kompor Panci
- Sendok kayu yang digunakan untuk mengaduk
- Ember
Adapun langkah-langkah “Pembuatan Batik Jumputan”, caranya :
- Ikatlah bagian-bagian kain yang hendak dibiarkan tidak terkena oleh pewarnaan.
- Siapkan kompor, masukkan 2 liter air ke dalam panci lalu masak hingga mendidih.
- Masukkan zat pewarna ke dalam air yang mendidih, tambahkan 2 sendok teh garam, lalu aduk hingga rata.
- Celup kain yang sudah diikat-ikat ke dalam air dingin, lalu diperas.
- Setelah itu, masukkan ke dalam larutan wantek sampai terbenam seluruhnya.
- Gunakan dua bilah kayu untuk memutar-mutar kain dalam larutan sampai warnanya merata.
- Biarkan kain tetap dalam larutan kira-kira satu jam, kemudian angkat, dinginkan, dan cuci sampai bersih.
- Buka ikatan, jemur di tempat teduh sampai kering lalu rapikan.
Ada cara lain membuat batik jumputan dapat dipraktekkan ibu-ibu Muslimat NU , dengan langkah-langkah : Pastikan kain yang akan digunakan dalam keadaan bersih. Buat bentuk motif dengan cara mengikat uang koin, kelereng, atau batu pada beberapa bagian kain menggunakan karet gelang. Ikat secara kencang dan bentuk dengan motif yang berbeda . Rebus air dalam panci sampai mendidih. Jika sudah mendidih, tambahkan pewarna, garam, dan cuka lalu aduk sampai semua serbuk larut dan warna air berubah. Basahi kain yang sudah diikat tadi menggunakan air yang bersih. Setelah itu celupkan kain pada cairan pewarna. ibu-ibu bisa mencelupkan seluruh kain jika hanya menginginkan satu warna saja ke dalam cairan pewarna yang sudah mendidih. Aduk dan masak selama 20-30 menit agar warna dapat merata ke seluruh kain dan warna merekat kuat.
Jika ibu-ibu ingin batik memiliki beberapa warna, celupkan saja sebagian kain pada cairan warna pertama, kemudian kain yang belum terkena warna dicelupkan pada cairan pewarna yang lainnya. Ibu-ibu bisa mencelupkan beberapa kali pada cairan pewarna yang berbeda untuk mendapatkan batik dengan warna beragam. Setelah selesai proses pencelupan, angkat kain lalu bilas menggunakan air yang dingin dan bersih. Selanjutnya lepas semua ikatan, peras kain dan jemur sampai kering. Setelah kering, ibu-ibu bisa menyetrika agar kain menjadi rapi.
Tips tambahan membuat “Batik jumputan” :
Ada beberapa tambahan, tips, dan trik yang bisa ibu-ibu lakukan dalam membuat batik dengan teknik jumputan ini. Karet gelang bisa diganti dengan tali yang lain. Pastikan saat mengikat kain harus benar-benar kencang agar tidak lepas saat proses pencelupan. Garam dan cuka harus ada sebab dua bahan ini digunakan sebagai penguat agar warna kain tidak mudah luntur. Gunakan satu panci untuk satu warna saja. Pastikan ibu-ibu menggunakan panci yang memang khusus untuk membuat batik jumputan. Sebab jika nanti panci digunakan untuk memasak, takutnya masih ada pewarna kain yang tertinggal karena kita belum bersih dalam mencucinya.
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu membuat larutan.
TRO berbentuk serbuk putih dan merupakan salah satu bahan pelengkap napthol. Tetapi sebelumnya harus diketahui berapa kuantitas dari napthol, karena perbandingan Napthol dengan TRO yaitu 1 : ½ atau (1/3). Kain lalu dicelup dalam larutan TRO tersebut. Kemudian tiriskan hingga air yang menetes pada kain habis, tetapi jangan sampai diperas dan jangan sampai kering benar. Sementara menunggu kain atus/sampai air tidak ada yang menetes, larutkan napthol dan kaustik soda (NaoH) dalam sedikit air panas. Fungsi air panas hanya untuk melarutkan kedua bahan tersebut. Setelah larut masukkan dalam larutan TRO yang pertama tadi lalu tambahkan air dingin dengan perbandingan 3 gr napthol : 1 Liter air. Kain yang sudah atus/sampai air tidak ada yang meneters tadi kemudian dicelup dalam larutan napthol tersebut. Usahakan agar seluruh kain terendam, kemudian atus/sampai air tidak ada yang meneteskan lagi pada gawangan dan tunggu sampai air yang menetes pada kain habis.
Sementara menunggu kain atus/sampai air tidak ada yang menetes, larutkan garam diazo dalam sedikit air hingga larut, setelah larut tambahkan air dan aduk. Perbandingan napthol dan garam yaitu 1 : 3. Ketika kain dicelup pada larutan garam maka warna akan segera muncul. Usahakan kain terendam kurang lebih 2 – 3 menit sambil bolak-balik hingga larutan garam benar-benar meresap ke kain. Setelah warna muncul kemudian tiriskan dan keringkan tapi jangan dijemur di bawah matahari. Setelah kain kering maka proses pelorotan bisa dilakukan. Ditiris Ditiris Ditiris Ditiris & dijemur dicuci air.
(Materi asli dari kegiatan teknis membatik “Batik Jumputan” dengan pengarah : Bapak Sayoko dan pelatih : Ibu Rindiati dibawah tim Bidang Tenaga Kerja Muslimat NU Kabupaten Sleman Prov. Daerah Istimewa Yogyakarta).
By : A-zhoem