muslimatnu.or.id. Muslimat Nahdlatul Ulama mengecam pernyataan Presiden Perancis yang menyebut Islam mengalami krisis dan melegalkan terorisme. Pernyataan tersebut telah melukai hati umat islam seluruh dunia.
“Kami yakin apa yang dikatakan oleh Presiden Perancis itu tidak mewakili masyarakat Prancis yang mempunyai peradaban tinggi,” ungkap ibu Hj. Khofifah saat penutupan Rakernas dan Mukernas ke 74 Muslimat NU yang digelar di Kota Batu, Jawa Timur.
Ditambahkan oleh ibu Hj. Khofifah bahwa pernyataan Muslimat NU ini resmi mendukung pernyataan sikap Pemerintah RI yang mempunyai sikap sama, yang sudah disampaikan oleh Presiden Jokowi,” imbuh beliau
Ketua Umum Muslimat NU mengatakan bahwa “Apa yang disampaikan Macron, tak hanya melukai umat Islam seluruh dunia, lebih jauh lagi nilai perdamaian antar umat beragama,”
Menurut Hj. Khofifah, statment mencederai nilai-nilai toleransi tidak sepantasnya dilontarkan pemimpin negara. Pernyataan tersebut bisa merusak perdamaian dan toleransi yang sudah dibangun oleh para pemimpin dunia yang berupaya menjaga perdamaian. Untuk itu Muslimat NU sebagai organisasi moderat terus mendorong adanya kerukunan dan toleransi antar umat beragama di Indonesia dan seluruh dunia. “Hal ini sesuai dengan pesan Pengurus Besar NU. Muslimat NU menjadi bagian dari penguatan kehidupan yang penuh dengan toleransi dan moderasi,” ujar
Kecaman yang terus berdatangan kepada Presiden Perancis Immanuel Macron bermula dari pidato Macron pada 2 Oktober lalu. Ia menyebut bahwa Islam adalah agama yang sedang dalam krisis. Tidak hanya itu, Macron juga mengatakan bahwa pemerintahnya akan meluncurkan aturan lebih tegas untuk mencegah “separatisme” Islam. Diantaranya adalah pengawasan masjid, ceramah, dan imam yang lebih ketat untuk mencapai pemahaman “Islam versi Prancis”.