Surabaya – Pemahaman tentang Aswaja menjadi sangat penting bagi kader-kader Muslimat NU. Hal itu disebabkan banyak warga Muslimat NU yang belum memahami secara menyeluruh. Untuk itu perlu ada pengidentifikasian persoalan tentang pentingnya pemahaman Aswaja bagi kader Muslimat NU. Hal ini dikatakan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU, Hj. Khofifah Indar Parawansa dalam Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur. “Muslimat NU harus bisa mengidentifikasi masalah-masalah tentang keaswajaan yang dihadapi oleh kita sekarang ini. Ternyata banyak warga Nu yang belum paham benar tentang Aswaja ini,” jelas Khofifah.
Ia menambahkan bahwa kondisi ini mengharuskan Muslimat NU terus berhikmat memberikan pemahaman dan penyebarluasan paham Aswaja ini. “Muslimat NU mempunyai banyak tutor dan talent tertentu yang bisa berkembang dan menjadi ujung tombak dalam memahamkan paham Aswaja ini. Untuk itu perlu dikembangkan dalam tingkatan basis sehingga kita mempunyai kader yang berkualitas. MKNU II kali ini diikuti 22 provinsi dengan tujuan memperkuat ruh Ahlussunah Waljamaah (Aswaja) berupa fiqroh (pemikiran), harakah (gerakan) dan amaliyah (aktualisasi). Jika Kiai Said tadi banyak bercerita soal Islam Wasatiyah yang merupakan kristalisasi dari Aswaja, salah satunya adalah Tawasuth (bagaimana kita membangun moderasi), kemudian Tasamuh, ” tambah Ketua Umum Muslimat NU.
Menurutnya peserta MKNU disiapkan untuk menjadi corong ke publik bahwa ada sifat, sikap dalam pola pikir, dalam gerakan maupun dalam beramal yang di NU itu dikristalisasi menjadi Mabadi’ Khoiru Ummah. “Pada posisi ini bagaimana moderasi, bagaimana toleransi atau tasamuh, kemudian bagaimana adil (adl). Ini posisi-posisi yang memang harus di internalisasikan di dalam diri setiap warga NU baru kemudian dia akan bisa menyampaikan pesan bagaimana sikap wasatiyah, sikap moderasi harus dibangun,” ungkapnya. .
Hj. Khofifah menjelaskan bahwa sikap wasatiyah itu bisa dikembangkan dalam dalam Syariat menganut Mazhab Imam Syafi’i, Tasawuf (akhlak) menganut Imam Al Ghozali, Akidah menganut Imam Abu Hasan Al Asy’ari. MKNU ini akan dilanjutkan TOT, sehingga mereka sepulang dari sini sudah bisa menjadi trainer untuk menyemaikan nilai-nilai moderasi, toleransi, keadilan. “Dan kita berharap seluruh penguatan NU akan bisa menjadi penguat bagaimana upaya membangun suasana damai dan kondusif di negeri ini.” pungkasnya.