muslimatnu.or.id. Generasi millenial sangat rentang terhadap masuknya paham ekstrimisme utamanya melalui media sosial. Untuk itu perlu kebijakan yang tepat untuk memahami fenomena sosial ini. Salah satunya adalah dengan strategi komunikasi yang tepat untuk memahamkan generasi millenial agar tidak terjebak pada pemahaman ekstrimisme. Berguru dengan materi keagamaan melalui media sosial ada kelebihan dan kekurangannya.
Hal ini dikemukakan oleh Menteri Agama, Jenderal Purnawirawan TNI Fachrul Razi dalam sambutan dan hadir secara virtual pada acara Rakernas dan Mukernas Muslimat NU 2020. Selanjutnya Muslimat NU perlu mempertajam strategi komunikasi dalam menjawab tantangan millenial ini. “Caranya dengan membuat konten yang menarik, mudah dicerna dan bebas dari bias. Dan ini menjadi langkah dalam memperkuat moderasi beragama,” ungkap Menteri Agama.
Ditambahkan oleh Menag bahwa saat ini Kementerian Agama sedang menggalakkan konsep moderasi beragama. Kebijakan pemerintah ini dilakukan dalam rangka menanggulangi paham dan praktik keagamaan yang ekstrem. Kita tahu dalam studi lapangan bahwa ekstrimisme keagamaan menjadi pemicu konflik ekstern dan ekstern antar umat beragama. Bukan dikalangan umat Islam saja tetapi umat lain. Moderasi beragama adalah komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan, dimana setiap warga negara harus mau saling mendengarkan satu sama lain, saling belajar mengelola perbedaan dan saling belajar” lanjut Menag.
Menurutnya ,moderasi beragama sudah menjadi prioritas nasional. Program ini dicanangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah tahun 2020-2024, sehingga hal ini wajib dilaksanakan di satuan kerja di kementerian dan lembaga lainnya.
Menag juga mengungkapkan bahwa era distrubsi sekarang ini meniscayakan kehadiran media sosial yang berkembang dengan sangat cepat. Ekses dari era distrubsi ini adalah dislokasi intelektual dan kultur yang mendorong semuanya menjadi serba instan. Akibatnya menurut Menag, saat ini banyak anak muda milenial belajar agama tidak pada para kiai atau ustad lagi yang ahli di bidangnya. “ Mereka belajar agama dari internet. Disini terjadi jalur keilmuan yang tidak tepat. Generasi milenial tidak belajar di masjid, pesantren atau surau tetapi melalui sarana digital,”ungkap Menag.
Muslimat NU berperan strategis dalam hal ini mengawal hal tersebut, Kemenag RI meng-apresiasi penuh kegiatan Rakernas Mukernas Muslimat NU, dan secara offline hadir Wamenag RI Bapak Zainut Tauhid Sa’adi.